Definisi
Antibiotik
Antibiotik adalah obat
yang mengandung segolongan senyawa, baik alami maupun buatan, yang dimaksudkan untuk
menekan atau menghentikan proses biokimia di dalam tubuh
bakteri. Obat ini biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh kuman berupa bakteri.
Cara
Penggunaan Antibiotik
Antibiotik
didapatkan dengan resep dokter dan digunakan secara rasional (tepat), baik
tepat pengobatan, tepat dosis, tepat cara dan tepat dalam lama penggunan.
·
Tepat
pengobatan: Antibiotik harus dipilih secara tepat sesuai kuman yang
menginfeksi.
·
Tepat
dosis: Ketepatan dosis menjadi penting karena dosis yang tepat dapat mencapai
terapi yang diharapkan.
·
Tepat
cara penggunaan : Antibiotik
harus diminum tepat pada waktunya, hal ini berkaitan dengan mekanisme penghambatan
antibiotik terhadap kuman yang harus berlangsung terus menerus hingga terapi
berhasil membunuh semua kuman.
·
Tepat
lama penggunaan : Pengobatan dengan antibiotik juga bergantung jangka waktu
pengobatan karena setiap kuman memiliki lama waktu yang berbeda untuk tuntas
dibunuh.
Dalam pengobatan dengan antibiotik,
obat harus diminum taat setiap waktu tertentu dan jangka waktu yang sesuai
sehingga biasanya digunakan sampai habis atau dihabiskan. Ketaatan pasien dalam
minum obat sangat menetukan keberhasilan terapi.
Definisi
Resistensi Antibiotik
Resistensi Antbiotik
didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian
antibiotik. Resistensi terjadi apabila bakteri mengalami perubahan genetic
(mutasi) sehingga menyebabkan hilangnya efektivitas antibiotik.
Penyebab
Resistensi Antibiotik
Penyebab utama resistensi
antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan irrasional (kurang tepat). Resistensi diawali dengan adanya penggunaan
antibiotik yang tidak sampai habis sehingga menyebabkan bakteri tidak mati
secara keseluruhan namun masih ada yang bertahan hidup. Bakteri
yang masih bertahan hidup tersebut dapat menciptakan bakteri baru yang
resisten. Bakteri yang resisten dapat menyebar dan penyebaran ini dipermudah
oleh lemahnya kontrol infeksi dan penggunaan antibiotika yang luas. Terdapat
beberapa faktor penyebab resistensi:
1.
Penggunaannya
yang irrasional
Terapi antibiotik
yang kurang tepat merupakan salah satu pemicu resistensi antibiotik. Antibiotik
yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh namun diminum karena peresepan yang
tidak tepat justru dapat menyebabkan kekebalan kuman terhadap bakteri. Hal ini
tentunya merugikan karena diperlukan antibiotik baru yang dapat menggantikan
antibiotik yang telah resisten, padahal perkembangan resistensi antibiotik
lebih cepat dibanding dengan penelitian antibiotik dan antibiotik baru tersebut
biasanya jauh lebih mahal.
2.
Pengetahuan
pasien
Pasien dengan pengetahuan yang salah
akan cenderung menganggap wajib diberikan antibiotik dalam penanganan penyakit
meskipun disebabkan oleh virus, misalnya flu, batuk-pilek, demam yang banyak
dijumpai di masyarakat meskipun tanpa resep dokter.
3.
Penggunaan
terapi tunggal
Penggunaan terapi
tunggal lebih memungkinkan terjadinya kekebalam kuman terhadap antibiotik.
Kombinasi terapi dari dokter dimaksudkan untuk membasmi kuman lebih baik.
4.
Penelitian
Kurangnya penelitian yang dilakukan
para ahli untuk menemukan antibiotika baru. Kejadian resistensi antibiotik
berlangsung lebih cepat dibanding dengan penelitian antibiotik baru.
5.
Pengawasan
Lemahnya penngawasan dari pemerintah
mengenai distribusi dan penggunaan antibiotik. Misalnya mudahnya masyarakat untuk
mendapatkan antibiotik walau tanpa resep dokter. Selain itu, komitmen pihak
terkait mengenai meningkatkan mutu obat dan pengendalian infeksi.
6.
Kemajuan
transportasi dan globalisasi
Kemudahan
transportasi dan globalisasi sangat memudahkan penyebaran bakteri resisten
antar daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal tersebut pada akhirnya
meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi dalam komunitas.
Resistensi
antibiotik, semakin lama kuman menginfeksi semakin sulit dibasmi, penyakit
menjadi sulit sembuh.
Sumber
Ilustrasi :
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/15/resistensi-antibiotik-manusia-di-bumi-sedang-%E2%80%98terancam%E2%80%99-463213.html
Resistensi
antibiotik terhadap kuman dapat menyebabkan akibat yang fatal. Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri yang kebal terhadap pengobatan mengakibatkan bertambah
lamanya seseorang menderita suatu penyakit, meningkatnya resiko kematian dan
semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit. Ketika pengobatan menjadi
lambat bahkan gagal, pasien dapat menjadi inang kuman (carrier). Hal inilah
yang memungkinkan resistensi terjadi pada lebih banyak orang.
Pencegahan
Resistensi Antibiotik
Pencegahan
utama dari kasus resistensi antibiotik adalah terapi yang rasional. (tepat) Penggunaan
antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian antibiotika yang tepat
indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek
samping antibiotika.
1.
Penegakan
diagnosis infeksi
Sebelum pemberian antibiotik, pasien harus tegak
diagnosis infeksi baik secara klinis maupun pemeriksaan mikrobiologi. Gejala
panas bukan merupakan satu-satunya alasan diagnosis infeksi bakteri.
2.
Pemeriksaan
kuman penyebab
Pemeriksaan kuman
penyebab beserta tes kepekaan kuman terhadap antibiotik dapat membantu
pemilihan antibiotik secara tepat sehingga pengobatan yang diberikan dapat
rasional.
3.
Pertimbangan
perlu atau tidak antibiotik diberikan
Antibiotik
diberikan pada kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Untuk kasus infeksi
yang disebabkan oleh virus maka dalam pengobatannya digunakan antivirus,
sedangkan untuk kasus infeksi yang disebabkan oleh jamur maka digunakan
antifungi sehingga antibiotik tidak tepat bila digunakan pada kasus infeksi
selain oleh bakteri.
4.
Penentuan
dosis, lama terapi, dan cara pemberian
Dosis, lama
terapi dan cara pemberian yang tidak tepat dapat meningkatkan kejadian
resistensi sehingga dalam peresepan sangat penting untuk mempertimbangkan
dosis, lama terapi dan cara pemberian yang tepat.
5.
Edukasi
pada masyarakat
Edukasi bahwa
tidak semua jenis penyakit dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik.
Selain itu, bila pasien yang menerima terapi antibiotik sudah merasakan
perbaikan maka pasien tidak boleh langsung menghentikan penggunaan antibiotik.
6.
Regulasi
Undang-Undang
Untuk mencegah
penggunaan antibiotik yang semakin meluas, pembatasan penggunaan antibiotik
melalui pengobatan sendiri oleh masyarakat diatur melalui Undang-Undang.
Tidak
semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik. Kenali penyakit
sebelum memutuskan menggunakan antibiotik. Pengobatan yang rasional yaitu tepat
obat, tepat dosis, tepat cara penggunaan dan tepat lama penggunaan mencegah
terjadinya resistensi antibiotik. Gunakan antibiotik sesuai resep dokter.
Referensi:
Chinedum, I. E., 2005,
Microbial
Resistance to Antibiotics, African Journal of Biotechnology
Vol. 4 (13), 1606-1611
Pratiwi, S. T.,
2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit
Erlangga, Jakarta, pp. 180.
Utami, E. R., 2012, Antibiotika,
Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi, Sainstis,
Volume 1, Nomor
1, 125-135
Anonim, 2014, Antibiotik, http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika,
diakses pada tanggal 26
November 2014