Angelina Pangala 148115008
Maria Carolina 148115040
Apa itu rheumatoid arthritis?
Rheumatoid
arthritis merupakan Penyakit
inflamasi (peradangan) sistemik yang mempengaruhi membrane synovial pada beberapa
sendi dan mengarah ke pengikisan tulang rawan dan tulang.
Apa
penyebabnya?
Rheumatoid
arthritis dapat disebabkan karena pengaruh dari dalam diri manusia (misalnya:
kelainan genetic) atau pun pengaruh dari luar tubuh manusia (misalnya : racun bakteri,
rokok atau makanan yang tidak sehat-seimbang)
Bagaimana
Perkembangan Penyakitnya?
Pada
awal pekermbangan nyaakan terjadi peradangan kronis pada jaringan sinovium akibat serangan system imun
(autoimun) yang dipicu oleh penyebab dari dalam ataupun dari luar tubuh,
kemudian menyebabkan kerusakan tulang rawan dan tulang pada sendi.
Apa
tanda dan gejalanya?
Tanda
yang gejala dari rheumatoid arthritis adalah sebagai berikut:
1. Nyeri dan kaku pada sendi > 6 minggu,
2. Letih, lemah, sedikit demam,
3. Kehilangan nafsu makan,
4. Perubahan bentuk (deformitas) sendi,
5. Ada nodul (benjolan) rheumatoid,
6. Radang sendi serta kekakuan di pagi hari>30
menit
Pada
dasarnya gejala yang paling mengganggu pada penderita rheumatoid arthritis
adalah nyeri sendi yang dialami. Rheumatoid arthritis dapat mempengaruhi
sendi apapun, sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung paling sering terlibat.
Akibat nyeri yang ditimbulkan seseorang cenderung akan sulit melakukan aktivitas
sehari-hari seperti berjalan, bekerja bahkan nyeri yang ditimbulkan dapat membuat
seorang pasien sulit tidur.
Bagaimana
Terapi Non farmakologis dan farmakologisnya?
Penanganan
nyeri pada penderita rheumatoid arthritis bisa dilakukan dengan memberikan obat-obat
pengurang rasa nyeri seperti obat-obat golongan NSAID (tramadol, paracetamol,
ketoprofen, ibuprofen piroxicam, na-diklofenak dan celexocib) atau bisa juga digunakan
obat-obat SAID (kortikosteroid). Biasanya untuk rheumatoid arthritis yang sudah
sangat parah dapat dilakukan terapi penggantiaan sendi dengan operasi.
Apa itu terapi komplementer?
Dalam
penanganan nyeri pada orang penderita rheumatoid arthritis, selain diatasi dengan
obat-obatan dapat juga diatasi dengan terapi komplementer. Terapi komplementer merupakanterapi
yang dapat mendampingi terapi obat sehingga nantinya dapat menghasilkan efek pengurangan
nyeri yang maksimal. Dewasa ini berbagai terapi alternative-komplementer untuk penanggulangan
nyeri pada pasien kanker telah dikembangkan Terapi alternative-komplementer selain
dapat mengurangi keluhan nyeri terapi komplementer juga kadang dapat mengatasi gangguan
psikologis yang dialami oleh pasien penderita rheumatoid artritis. Salah satu terapi alternative-komplementer
yang dapat digunakan adalah terapi musik.
Apa
itu terapi musik?
Terapi musik juga didefinisikan terapi musik sebagai
teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi
atau irama tertentu. Terapi musik juga didefinisikan sebagai terapi keahlian
yang menggunakan musik atau elemen musik yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan.
Terapi musik merupakan terapi non-invasif yang dewasa ini banyak diterapkan pada
rumah sakit dan klinik-klinik untuk sebagai terapi komplementer untuk menangani
keluhan dari berbagai macam penyakit. Terapi musik memiliki banyak kegunaan diantaranya
:
1. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
2. Meningkatkan Kecerdasan
3. Meningkatkan Motivasi
4. Pengembangan Diri
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
6. Kesehatan Jiwa
2. Meningkatkan Kecerdasan
3. Meningkatkan Motivasi
4. Pengembangan Diri
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
6. Kesehatan Jiwa
7.
Mengurangi nyeri
8. Menyeimbangkan Tubuh
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
10. Meningkatkan Olahraga
Elemen
dalam musik
Terdapat 3 elemen dalam
musik yang semuanya saling memiliki keterkaitan. Musik memiliki 3 elemen penting
yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,
sedangkan harmony mempengaruhi roh. Terapi Musik yang efektif menggunakan music
dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan
tujuan dilakukannya terapi musik sehingga terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan
sembarang musik. Adanya keseimbangan antara beat, harmoni dan ritme di dalam elemen
suatu musik dipercaya dapat member pengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.
Apa
pengaruhnya dalam penanganan nyeri dan Bagaimana mekanismenya?
Dalam
kaitannya dengan mengurangi nyeri, Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins
(substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa
sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri di system saraf pusat,
sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, music juga bekerja pada sistem music
yang akan dihantarkan kepada system saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh,
sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (terjadi proses relaksasi). Musik terbukti
menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan
dan depresi, menghilangkan nyeri, dan menurunkan tekanan darah. Selain itu Menurut
Crowe mantan presiden The National Association of Musik Therapy,
mengatakan bahwa musik dan irama dapat menghasilkan efek penyembuhan. Penelitian
lain juga membuktikan bahwa music dapat meningkatkan produksi zat endhorphins
dan S-IgA (salivary immunoglobulin A). S-IgA ini bermanfaat untuk mempercepat
penyembuhan, mengurangi resiko infeksi, serta mengontrol tekanan jantung
(Asmarjanti, 2013).
Musik juga dapat meningkatkan mood pada pasien. Mood sendiri dapat mempengaruhi kondisi nyeri yang dialami seseorang
terkait dengan adanya pengaruh dari stressor. Semakin banyak stressor yang
mempengaruhi seseorang maka semakin sulit seseorang untuk melakukan relaksasi. Apabila
relaksasi sulit dilakukan maka nyeri yang dirasakanakan semakin kuat. Apabila mood seorang pasien dapat dibangkitkan menjadi
mood yang positif maka diharapkan akan tercipta koping positif terhadap manajemen
nyeri sehingga nantinya pengaruh stressor dapat diminimalisir sehingga dengan adanya
penurunan stressor maka dapat meminimalisir efek nyeri yang timbul dan dapat
pula meminimalkan efek penurunan imunitas pada pasien.
Bagaimana
cara menggunakan terapi musik?
Dalam penggunaannya ada dua jenis cara/pendekatan
dalam terapi musik yakni :
A. Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi music aktif
pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan
nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif
dengan dunia musik. Untuk melakukan Terapi Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan
seorang pakar terapi musik yang kompeten
B. Terapi Musik Pasif
Inilah terapi musik yang murah,
mudah dan efektif. Pasien hanya mendengarka dan menghayati suatu alunan music tertentu
yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi Musik dari CD/kaset yang beredar dipasaran termasuk jenis Terapi Musik Pasif. Hal
terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah pemilihan jenis music harus tepat dengan
kebutuhan pasien
Contoh
musik apa saja yang bisa digunakan?
Hampir semua jenis
musik bisa digunakan untuk terapi musik akan tetapi pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran seseorang. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita.
Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang
ingin kita capai. Musik yang dipilih untuk terapi pengurangan nyeri pada pasien
sendiri biasanya disesuaikan dengan selera musik pasien. Musik yang dipilih biasanya
berupa musik yang memiliki beat, ritme dan harmoni yang lembut (biasanya yang
beraliran klasik) sehingga mampu menciptakan suasana relaks bagi pasien.
Terkadang apabila pasien memiliki selera musik metal, rock, disco dan
electronic musik maka musik-musik up beat seperti ini memiliki ritme, beat
serta harmony yang cepat hal ini nantinya akan berpengaruh pada tubuh pasien karena
biasanya musik yang memiliki ritme, beat dan harmony yang cepat cenderung akan membuat
pasien merasa capek dan detak jantung pasien menjadi lebih cepat sehingga nantinya
dapat membuat pasien tidak rileks dan menyebabkan nyeri yang dirasakan akan semakin
kuat. Nantinya apabila pasien memiliki selera
musik-musik seperti ini solusinya adalah dapat digantikan dengan versi akustiknya
sehingga akan menimbulkan rasa nyaman dan damai pada saat pasien mendengarnya.
Jadi Anda tidak perlu khawatir…
apabila nyeri RA melanda, jangan takut untuk meminta terapi music sebagai terapi
komplementer kepada dokter Anda! Tetapi jangan lupa terapi obatnya juga dijalankan
apabila terapi obat dan komplementer dijalankan niscaya nyeri RA yang Anda rasakan akan
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Glecu,
A., danKalla, A. A., 2011, Current Diagnosis dan Treatment Strategies In
Rheumatoid Arthitis, CME, August 2011, Vol. 29, No.8.
NHMRC, 2009, Clinical
Guedline for The Diagnosis dan Management of Early Rheumatoid Arthitis, The
Royal Australian College of General Practioners, Australia, pp. 1-46.
American Music Theraphy
Association, 2014, Music Theraphy and Medicine, www.muictheraphy.org,
diaksestanggal25 November 2014.
Thanks info dan tipsnya :)
BalasHapusCukup membantu :D
Salam sukses
Infonya sangat membantu. terimakasih
BalasHapus