Desi Irwanta K., S.Farm (148115016)
Gede Wiwid Santika,
S.Farm (148115024)
Memiliki rambut yang sehat merupakan
keinginan setiap orang. Namun apa jadinya jika pada rambut terdapat ketombe?
Apa
itu ketombe?
Menurut Toruan (1989), ketombe
adalah suatu gangguan pada kulit kepala yang berupa pengelupasan kulit mati
secara berlebihan yang kadang disertai dengan rasa gatal.
Ketombe
terbentuk ketika sel-sel kulit kepala terlalu cepat menua dan mati, yang
berakibat munculnya lapisan keratin yang keras dan berminyak. Sel-sel rambut akan tumbuh dengan fase teratur, yaitu
setiap 24 hari sekali. Ketika sel-sel itu mencapai kulit kepala dan telah
kering dan menjadi sel mati yang berbentuk bintik-bintik putih, maka sel tersebut akan luruh. Sel-sel mati
yang luruh inilah yang biasa dikenal sebagai ketombe. Ketombe tidak berarti kita memiliki
rambut kotor, namun proses penataan rambut dengan produk berbahan kimia dapat
menyebabkan kulit kepala terkelupas. Beberapa pewarna rambut dan produk styling
dapat meninggalkan residu, serpihan kering atau memicu reaksi kulit yang
terlihat seperti ketombe. Oleh para ahli, ketombe dihubungkan dengan infeksi
jamur Pytosporum ovale dan spesies lainnya dari genus Mallassezia yang
merupakan flora normal pada kulit kepala dimana terjadi pertumbuhan yang tidak
dapat dikendalikan sebagai faktor pencetus terjadinya kelainan pada kulit
kepala.
Beberapa
penyebab munculnya ketombe, yaitu :
A.
Produksi
sebum berlebih
Sebum berkaitan dengan signaling
hormon, diferensiasi sel epidermis kulit kepala, dan perlindungan terhadap
radiasi sinar ultraviolet. Sebum merupakan campuran dari trigliserida, asam
lemak, wax ester, sterol ester, kolesterol, dan kolesterol ester. Oleh mikroba,
trigliserida dan ester dipecah menjadi digliserida, monogliserida, dan asam
lemak bebas. Asam lemak bebas ini berperan dalam inisiasi respon iritasi yang
berkaitan dengan terjadinya hiperproliferasi kulit kepala sehingga terjadi
deskuamasi sel-sel epidermis kulit kepala.
B. Tekanan
emosional dan stres yang berlebihan
Stres dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk
melawan jamur, sehingga jamur Pytosporum ovale yang pada awalnya merupakan
flora normal, berubah menjadi jamur yang patogen dan menyebabkan gangguan pada
kulit kepala.
C. Malassezia
furfur
M. furfur merupakan
flora normal tetapi tidak pada semua orang pertumbuhannya tidak terkendali dan
menyebabkan ketombe. Alasan mengapa ada individu yang tahan terhadap M. furfur dan yang tidak belum diketahui
secara jelas. Beberapa kemungkinan yaitu karena perbedaan barier fungsi stratum
corneum tiap orang, permeabilitas kulit, atau respon imun terhadap asam lemak
bebas atau protein dan polisakarida dari jamur M. furfur ( Schwartz, 2002).
D. Jarang keramas
Pada
seseorang yang jarang keramas, kulit kepalanya menjadi kotor dan berminyak
sehingga ketombe mudah muncul.
E. Iritasi pada kulit kepala
Sensitif terhadap produk perawatan rambut (dermatitis kontak),
dapat menyebabkan merah dan gatal pada kulit kepala. Keramas terlalu sering
atau menggunakan terlalu banyak produk perawatan rambut juga dapat mengiritasi
kulit kepala dan akhirnya menyebabkan ketombe.
F.
Kulit kering
Kulit kering
merupakan penyebab umum timbulnya rasa gatal dan pengelupasan kulit.
Pengelupasan kulit karena kulit kering umumnya lebih kecil dan lebih sedikit
dibanding penyebab ketombe lainnya.
Untuk
dapat mengatasi masalah ketombe ini, gejala dan tanda yang perlu untuk diketahui,
yaitu :
1.
Serpihan
/ Sisik
Serpihan / sisik berwarna putih dengan
berbagai ukuran merupakan tanda yang paling mudah terlihat dan muncul di luar
kulit kepala serta menempel pada helaian rambut. Ketombe yang berupa serpihan
atau sisik adalah awal mula terjadinya kerontokan rambut saat terjadi
pengelupasan sel-sel kulit mati yang terlalu cepat.
2.
Timbul
rasa gatal dan kemerahan
Pengelupasan atau pergantian dari
sel-sel kulit mati di sekitar kulit kepala akan menimbulkan rasa gatal yang
luar biasa dan kemerahan (seborrhea) pada kulit kepala.
Apa Yang Dapat Dilakukan Apabila Mengalami
Ketombe?
Beberapa
hal yang dapat dilakukan apabila kita megalami ketombe adalah:
- Keramas dengan sampo yang cocok dengan kondisi kulit kepala.
- Mengurangi pemakaian produk perawatan rambut yang berlebih seperti hairspray, gel, dan lain sebagainya yang dapat meninggalkan kotoran yang menyebabkan pertumbuhan jamur.
- Sedikit berjemur di pagi hari yang akan menyebabkan pertumbuhan ketombe menjadi berkurang. Hindari berjemur terlalu lama bahkan di siang hari karena dapat memicu keringat yang akan menyebabkan pertumbuhan ketombe semakin pesat
Apa Saja Yang Digunakan Untuk Mengatasi
Ketombe?
Menurut
BPOM 2009 dan Djunarko, 2011, untuk mengatasi ketombe dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa zat aktif yang terkandung dalam sampo-sampo anti ketombe yang mudah ditemui
di swalayan atau di toko-toko terdekat. Zat aktif yang dimaksud antara lain:
- Sulfur, memiliki efek sebagai anti ketombe
- Asam salisilat, dapat mempercepat regenerasi sel kulit
- Zinc pyrithoine, adalah senyawa yang digunakan sebagai anti bakteri dan anti jamur khusus untuk yeast cell
- Selenium sulfide, merupakan suatu zat anti jamur yang efektif mengatasi infeksi jamur baik di kulit kepala atau bagian tubuh lainnya.
- Ketoconazol, merupakan salah satu anti jamur, termasuk golongan imidazole yang efektif menghambat pertumbuhan sel jamur.
- Piroktin Olamin, kadang digunakan pada sampo anti ketombe sebagai pengganti dari ketoconazol.
Penggunaan
sampo dengan kandungan zat aktif tersebut dapat digunakan setiap 2 hari sekali,
denga nmetode dibiarkan dahulu selama 3-5 menit sebelum dibilas sampai bersih untuk
memaksimalkan kerja zat aktif. Setelah ketombe berkurang, pemakaian sampo dapat
dikurangi dan digantikan dengan sampo biasa. Apabila ketombe sudah benar-benar tidak
tampak, penggunaan sampo dengan zat aktif diatas dapat dihentikan. Penggunaan berbagai
zat aktif bila digunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama dapat memberikan efek
samping yang tidak diinginkan. Pada penggunaan anti ketombe efek samping yang
mungkin terjadi adalah dermatitis yang terjadi pada kulit kepala serta kerusakan
rambut antara lain rambut rontok, berubah warna dan patah – patah.
Bahan Alam Untuk Mengatasi Ketombe
Beberapa
bahan alam dapat digunakan untuk mencegah atau menanggulangi ketombe, walaupun efeknya
tidak sehebat zat aktif diatas, namun bahan alam ini dapat dijadikan sebagai alternantif
mengatasi ketombe
1. Lidah
Buaya
Dalam
gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit,
sehingga gel akan menahan hilangnya cairan dalam permukaan kulit. Akibatnya,
kulit tidak menjadi cepat kering(Furnawanthi, 2002).
2. Jeruk
nipis
Kandungan zat kimia dalam air
perasan jeruk nipis memiliki efek anti jamur, oleh sebab itu air perasan jeruk nipis
sering dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati ketombe (Astarini, 2010).
3. Kulit
Buah Manggis
Zat alam yang sedang naik daun ini ternyata
juga memiliki efek yang sangat baik dalam menghambat pertubuhan jamur penyebab
ketombe (Ni’maa, 2011).
Daftar
Pustaka:
Astarini (2010), Kimia Organik Bahan Alam 1, PenerbitKarunika. Jakarta
Direktorat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
RI, 2009, Naturakos, Vol. IV / No. 11
September 2009, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Djunarko, I., dan Hendrawati, Y.D.,
2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT. Intan Sejati, Klaten, pp.
68-69.
Furnawanthi I., 2002, Khasiat Dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib,
Agromedia Pustaka, Jakarta
Hadisuwarno, H., 2012, Gejala dan Faktor Resiko Dari Ketombe, http://obatketombe.com/gejala-dan-faktor-resiko-dari-ketombe/,
diakses tanggal 20 November 2014
Kusumadewi,
1989, Penanggulangan ketombe secara
kosmetik, Jakarta : Tira Pustaka, p. 29-31.
Ni’maa, D.K., 2011, Perbandingan Ekstrak Kulit Buah Manggis (GarciniaMangostana
Linn) dengan Ketokonazole 2% dalam Menghambat Pertumbuhan Pityrosporum Ovale pada Ketombe, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Diponegoro,
Semarang
Schwartz, J.R., DeAngelis,Y.M., and
Dawson, T.L., 2002, Dandruff and
Seborrheic Dermatitis : A Head Scratcher, http://www.pgscience.com/files/pdf/Dr._
Thomas_Dawson/TRI_book_chapter_Ch12_Dandruff.pdf, diakses
pada 20 November 2014.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2010, Obat-Obat Penting, Elex Media
Komputindo, Jakarta, hal. 99-100.
Toruan,
T., 1989, Ketombe dan Penanggulangannya,
Jakarta : Pustaka Media, p. 35.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar