Senin, 01 Desember 2014

CARA DAN PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN INTIM WANITA

Maria Dyah Kartika L.S, S.Farm (148115041)
Theresia Nurida Ambarwulan, S.Farm (148115062)

Menjaga kesehatan organ reproduksi sangat penting dilakukan, terutama bagi perempuan. Secara umum alat atau organ reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat kelamin atau genitalia luar dan alat kelamin bagian dalam. Organ genitalia luar terdiri dari vulva,  mons pubis,  labia  mayora,  labia minora,  klitoris,  vestibulum,  bulbus  vestibuli,  introitus vagina dan perineum.
Organ genitalia wanita bagian luar 
  Sedangakan organ genitalia bagian dalam terdiri dari  uterus, tuba fallopi dan ovarium.
Organ genitalia wanita bagian dalam
 
Menjaga kesehatan reproduksi diawali dari menjaga kebersihan vagina (Handayani, 2011). Vagina sangat sensitif dan rentan terkena infeksi bakteri, lho.. Apalagi di Indonesia yang merupakan Negara tropis, cuaca seringkali panas dan membuat kita berkeringat. Kondisi ini akan menambah kadar kelembaban tubuh kita, terutama pada vagina yang tertutup dan berlipat sehingga memudahkan bakteri untuk berkembang biak dan menyebabkan gangguan pada vagina seperti timbulnya bau tak sedap dan infeksi. Karena itulah, sebagai perempuan, kita harus menjaga kesehatan vagina kita dengan baik, sejak dini.
Berikut ini adalah cara merawat vagina agar tetap bersih dan sehat, serta terhindar dari kemungkinan timbulnya penyakit:
   1.  Bersihkan  vagina  dengan cara membasuh bagian antara bibir vagina (vulva) secara hati-hati dan perlahan.
   2.  Cara membasuh  vagina  yang benar adalah dari arah depan (vagina) menuju belakang (anus). Bukan sebaliknya karena apabila dibasuh dari arah belakang, bakteri yang ada di sekitar anus akan ikut terbawa masuk ke  vagina. Keringkan dengan handuk lembut atau tissue tanpa parfum. Baru kenakan celana kembali.
3.  Penggunaan parfum, sabun antiseptik yang keras, maupun penyemprotan cairan bersih vagina  secara berlebihan atau terus-menerus sangat tidak disarankan. Zat-zat yang ada di dalam bahan-bahan tersebut dapat merusak keseimbangan normal di dalam vagina serta dapat mengubah keasaman vagina. Apabila ingin menggunakan sabun untuk vagina, pilih yang pH nya sesuai dengan keasaman vagina, yaitu 3.8-4.5.
4. Gantilah celana dalam 2-3 kali sehari, terutama bagi kalian yang aktif dan sangat mudah berkeringat. Sebagai langkah pencegahan agar tidak lembab, gunakan pantyliners  atau pembalut supertipis untuk melapisi vagina dari kelembapan yang berlebih. Menggunakan pantyliner pun tidak boleh terlalu sering karena dapat menimbulkan iritasi. Pakai saat sedang aktif melakukan suatu kegiatan, misalnya ketika ada pelajaran olahraga di sekolah.
5.    Gunakan celana dalam yang bersih dan berbahan katun yang mudah menyerap keringat.
6.    Cuci tangan sebelum menyentuh vagina. Tangan yang berada di luar secara bebas menjadi tempat yang baik untuk menempelnya berbagai kotoran dan  bakteri. Jangan sampai kotoran dan bakteri itu ikut menempel di vagina, kemudian berkembang biak yang memicu penyakit.
7.    Jangan pernah menggunakan handuk milik orang lain untuk mengeringkan vagina. Bawalah tissue tersendiri saat berpergian.
8.   Cukurlah rambut vagina (pubic hair) setidaknya 7 hari sekali dan maksimal 40 hari sekali untuk mengurangi kelembapan di dalam vagina.
9.    Pada saat haid,  gunakan pembalut yang nyaman, berbahan lembut, menyerap seluruh darah yang keluar, melekat kuat pada celana dalam, tidak bocor (anti tembus), dan tidak menimbulkan iritasi atau alergi. Pada saat perdarahan banyak, gantilah pembalut setidaknya 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari perkembangbiakan bakteri pada pembalut tersebut.
10. Apabila terpaksa menggunakan kloset umum di keramaian misalnya mall atau bandara, pilih toilet yang tersedia kloset jongkok. Namun karena sekarang ini sebagian besar menggunakan kloset duduk, maka kita harus membersihkan permukaan toilet dengan air dan pembersih yang ada di situ, kemudian keringkan dengan tissue toilet. Setelah itu barulah menggunakan kloset tersebut. Sebisa mungkin gunakan tissue pribadi untuk mengeringkan vagina (Rohmah, 2014).

Menjaga kebersihan vagina dengan langkah-langkah seperti di atas sangatlah penting dan harus diperhatikan karena vagina mudah terkena penyakit dan infeksi antara lain sebagai berikut:
1.    Keputihan

Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengelurkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Keputihan tidak selamanya merupakan penyakit karena ada juga keputihan yang normal. Oleh sebab itu, keputihan dibagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan tidak normal (Bahari, 2012). Berikut ini adalah perbedaan keputihan normal dan tidak normal menurut Elmart (2012):
Faktor pembeda
Keputihan normal

Keputihan tidak normal

Jumlah
Wajar tidak terlalu banyak.
Berlebihan dan terus menerus
Warna
Bening, cenderung tidak berwarna.
Putih susu, kekuningan, kuning kehijauan
Bau
Tidak berbau.
Berbau amis sampai busuk
Gatal
Ttidak menimbulkan rasa gatal
Menimbulkan rasa gatal bahkan sampai perih, juga iritasi
Waktu
Saat hamil, sebelum atau sesudah menstruasi, jika terangsang atau saat hubungan seksual, dan ketika stres
Tidak spesifik dan terjadinya terus menerus
Yang harus diwaspai adalah keputihan tidak normal, karena merupakan tanda dari adanya infeksi maupun penyakit pada vagina. Seringkali, keputihan tidak normal merupakan indikasi vaginitis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis, Gardanerrella vaginalis, dan Neisseria gonorhoae, jamur Candida albicans, serta protozoa Trichomonas vaginalis. Infeksi mikroorganisme tersebut bisa didapatkan saat menggunakan toilet umum. Selain itu, penyebab lain dari keputihan yaitu pemakaian obat-obatan dalam waktu lama terutama antibiotik, higienitas yang buruk, terlalu stress sehingga imunitasnya menurun dan bisa juga karena adanya kanker leher rahim (Sari, 2012).
Untuk mencegah keputihan yang tidak normal adalah dengan selalu menjaga kebersihan organ reproduksi dan jangan membiarkan vagina dalam kondisi basah dan lembab setelah mandi ataupun buang air kecil. Keputihan ini jangan diabaikan karena jika dibiarkan lama tanpa penanganan, keputihan abnormal ini bisa menyebabkan radang, kanker, kemandulan (infeksi sudah menyebar ke sistem reproduksi bagian atas sehingga memicu radang dan terjadi penyumbatan lubang dan saluran sistem reproduksi) serta kelahiran prematur pada ibu hamil. Hal-hal yang harus selalu diperhatikan bagi orang yang mengalami keputihan yaitu: Hindari makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi, kurangi minum kopi maupun teh, perbanyak minum air putih dan memperbaiki gaya hidup serta selalu menjaga kebersihan (Astuti, 2008).
Penanganan untuk mengatasi keputihan yang tidak normal dan mengganggu aktivitas adalah dengan dikonsultasikan pada dokter untuk mengetahui penyebab dari keputihan  atau dengan vaginal swab. Vaginal swab dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan keputihan kemudian diperiksa di laboratorium dan diteliti penyebabnya. Setelah diketahui penyebabnya barulah bisa diatasi dengan obat, misalnya apabila penyebabnya adalah bakteri maka diberikan antibiotik namun apabila penyebabnya adalah jamur maka diberikan antijamur, dapat juga diberikan keduanya tergantung pada penyebanya (Bahari, 2012).

2.    ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat adanya mikroorganisme di dalam urin. Sekitar 50% ISK disebabkan Escherichia coli, penyebab lain adalah Klebsiella, Staphylococcus aureus, coagulase-negative staphylococci, Proteus dan Pseudomonas sp. dan bakteri gram negatif lainnya.
Faktor penyebab dari ISK antara lain, cara membasuh yang salah sesudah buang air besar, buang air kecil tidak tuntas, sering menahan buang air kecil, atau adanya gangguan fungsi organ saluran kemih (MIMS, 2012).
Gejala dan tanda spesifik dari ISK meliputi: rasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil, rasa seperti harus buang air sering tetapi tidak mengeluarkan banyak urin, rasa sakit di perut bagian bawah, urin tampak keruh, merah muda atau merah dan berbau tidak enak, demam hingga menggigil, rasa sakit pada satu sisi punggung bawah tulang rusuk, kadang juga disertai mual dan muntah. Pencegahan ISK adalah dengan memperbanyak minum air putih, pemberian vitamin C sesuai kebutuhan karena akan mengubah keasaman urin dan membuat lingkungan yang tidak bersahabat dengan bakteri, dan selalu mejaga kebersihan organ reproduksi. Penanganan utama adalah dengan segera mengunjungi dokter untuk diberikan obat yang sesuai misalnya antibiotik dan obat untuk mengatasi demam (Ramayati, 2002).
Vagina merupakan organ yang sangat penting untuk wanita, jadi, butuh perhatian khusus dan harus dijaga dengan baik kebersihannya.

Sumber:
Astuti, A, 2008, Hubungan Perilaku Vulva Higiene dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas X di SMU Negeri 2 Ungaran, Semarang, Jurnal kebidanan dan keperawatan 4(2): 64. 
Bahari, H., 2012,  Cara Mudah Atasi Keputihan,  Buku Biru, Jogjakarta, pp.9-10.
Elmart, F., 2012,  Mahir Menjaga Organ Intim Wanita, Tinta Medina, Solo, pp.240.
Handayani, H., 2011, Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Tahun 2011, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
MIMS, 2012, Petunjuk Konsultasi, BIP, Jakarta, A75.
Ramayati, R, 2002, Infeksi Saluran Kemih Dalam, Erlangga, Jakarta, pp. 142.
Rohmah, E., Nurjayanti, D., Lestari, I.A.T, 2014, Hubungan Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi (Vagina) dengan Kejadian Keputihan pada Siswi Kelas XI dan XII IPA SMAN 1 SOOKO Ponorogohttp://akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/jurnal/file_jurnal/t_4.pdf,diakses tanggal 21 November 2014.
Sari, R.P., 2012, Hubungan Pengetahuan dan Prilaku Remaja Putri dengan Kejadian Keputihan di Kelas XI SMA Negeri I Seunuddon Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012, Jurnal Kesehatan Masyarakat, STIKes U’Budiyah, Banda Aceh.

3 komentar:

  1. sangat penting dan bermanfaat infonya, thanks

    BalasHapus
  2. organ intim wanita memang butuh car tepat merawatnya

    BalasHapus
  3. info cara tepat merawat organ kewanitaan yang manfaat

    BalasHapus