Senin, 01 Desember 2014

KETOMBE? TIDAK MASALAH

Desi Irwanta K., S.Farm (148115016)
Gede Wiwid Santika, S.Farm (148115024)

Memiliki rambut yang sehat merupakan keinginan setiap orang. Namun apa jadinya jika pada rambut terdapat ketombe?

Apa itu ketombe?
       Menurut Toruan (1989), ketombe adalah suatu gangguan pada kulit kepala yang berupa pengelupasan kulit mati secara berlebihan yang kadang disertai dengan rasa gatal.

Ketombe terbentuk ketika sel-sel kulit kepala terlalu cepat menua dan mati, yang berakibat munculnya lapisan keratin yang keras dan berminyak. Sel-sel rambut akan tumbuh dengan fase teratur, yaitu setiap 24 hari sekali. Ketika sel-sel itu mencapai kulit kepala dan telah kering dan menjadi sel mati yang berbentuk bintik-bintik putih,  maka sel tersebut akan luruh. Sel-sel mati yang luruh inilah yang biasa dikenal sebagai ketombe. Ketombe tidak berarti kita memiliki rambut kotor, namun proses penataan rambut dengan produk berbahan kimia dapat menyebabkan kulit kepala terkelupas. Beberapa pewarna rambut dan produk styling dapat meninggalkan residu, serpihan kering atau memicu reaksi kulit yang terlihat seperti ketombe. Oleh para ahli, ketombe dihubungkan dengan infeksi jamur Pytosporum ovale dan spesies lainnya dari genus Mallassezia yang merupakan flora normal pada kulit kepala dimana terjadi pertumbuhan yang tidak dapat dikendalikan sebagai faktor pencetus terjadinya kelainan pada kulit kepala.

Beberapa penyebab munculnya ketombe, yaitu :
A.    Produksi sebum berlebih
Sebum berkaitan dengan signaling hormon, diferensiasi sel epidermis kulit kepala, dan perlindungan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Sebum merupakan campuran dari trigliserida, asam lemak, wax ester, sterol ester, kolesterol, dan kolesterol ester. Oleh mikroba, trigliserida dan ester dipecah menjadi digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini berperan dalam inisiasi respon iritasi yang berkaitan dengan terjadinya hiperproliferasi kulit kepala sehingga terjadi deskuamasi sel-sel epidermis kulit kepala.
B.  Tekanan emosional dan stres yang berlebihan
          Stres dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk melawan jamur, sehingga jamur Pytosporum ovale  yang pada awalnya merupakan flora normal, berubah menjadi jamur yang patogen dan menyebabkan gangguan pada kulit kepala.
C.  Malassezia furfur
M. furfur merupakan flora normal tetapi tidak pada semua orang pertumbuhannya tidak terkendali dan menyebabkan ketombe. Alasan mengapa ada individu yang tahan terhadap M. furfur dan yang tidak belum diketahui secara jelas. Beberapa kemungkinan yaitu karena perbedaan barier fungsi stratum corneum tiap orang, permeabilitas kulit, atau respon imun terhadap asam lemak bebas atau protein dan polisakarida dari jamur M. furfur ( Schwartz, 2002).
D.  Jarang keramas
Pada seseorang yang jarang keramas, kulit kepalanya menjadi kotor dan berminyak sehingga ketombe mudah muncul.
E.   Iritasi pada kulit kepala
Sensitif terhadap produk perawatan rambut (dermatitis kontak), dapat menyebabkan merah dan gatal pada kulit kepala. Keramas terlalu sering atau menggunakan terlalu banyak produk perawatan rambut juga dapat mengiritasi kulit kepala dan akhirnya menyebabkan ketombe.
F.   Kulit kering
Kulit kering merupakan penyebab umum timbulnya rasa gatal dan pengelupasan kulit. Pengelupasan kulit karena kulit kering umumnya lebih kecil dan lebih sedikit dibanding penyebab ketombe lainnya.  

Untuk dapat mengatasi masalah ketombe ini, gejala dan tanda yang perlu untuk diketahui, yaitu :
1.    Serpihan / Sisik
Serpihan / sisik berwarna putih dengan berbagai ukuran merupakan tanda yang paling mudah terlihat dan muncul di luar kulit kepala serta menempel pada helaian rambut. Ketombe yang berupa serpihan atau sisik adalah awal mula terjadinya kerontokan rambut saat terjadi pengelupasan sel-sel kulit mati yang terlalu cepat.
2.    Timbul rasa gatal dan kemerahan
Pengelupasan atau pergantian dari sel-sel kulit mati di sekitar kulit kepala akan menimbulkan rasa gatal yang luar biasa dan kemerahan (seborrhea) pada kulit kepala.

Apa Yang Dapat Dilakukan Apabila Mengalami Ketombe?
Beberapa hal yang dapat dilakukan apabila kita megalami ketombe adalah:
  •  Keramas dengan sampo yang cocok dengan kondisi kulit kepala.
  • Mengurangi pemakaian produk perawatan rambut yang berlebih seperti hairspray, gel, dan lain sebagainya yang dapat meninggalkan kotoran yang menyebabkan pertumbuhan jamur.
  • Sedikit berjemur di pagi hari yang akan menyebabkan pertumbuhan ketombe menjadi berkurang. Hindari berjemur terlalu lama bahkan di siang hari karena dapat memicu keringat yang akan menyebabkan pertumbuhan ketombe semakin pesat

Apa Saja Yang Digunakan Untuk Mengatasi Ketombe?
    Menurut BPOM 2009 dan Djunarko, 2011, untuk mengatasi ketombe dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa zat aktif yang terkandung dalam sampo-sampo anti ketombe yang mudah ditemui di swalayan atau di toko-toko terdekat. Zat aktif yang dimaksud antara lain:
  1.  Sulfur, memiliki efek sebagai anti ketombe
  2. Asam salisilat, dapat mempercepat regenerasi sel kulit
  3. Zinc pyrithoine, adalah senyawa yang digunakan sebagai anti bakteri dan anti jamur khusus untuk yeast cell
  4. Selenium sulfide, merupakan suatu zat anti jamur yang efektif mengatasi infeksi jamur baik di kulit kepala atau bagian tubuh lainnya.
  5. Ketoconazol, merupakan salah satu anti jamur, termasuk golongan imidazole yang efektif menghambat pertumbuhan sel jamur.
  6. Piroktin Olamin, kadang digunakan pada sampo anti ketombe sebagai pengganti dari ketoconazol.

    Penggunaan sampo dengan kandungan zat aktif tersebut dapat digunakan setiap 2 hari sekali, denga nmetode dibiarkan dahulu selama 3-5 menit sebelum dibilas sampai bersih untuk memaksimalkan kerja zat aktif. Setelah ketombe berkurang, pemakaian sampo dapat dikurangi dan digantikan dengan sampo biasa. Apabila ketombe sudah benar-benar tidak tampak, penggunaan sampo dengan zat aktif diatas dapat dihentikan. Penggunaan berbagai zat aktif bila digunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama dapat memberikan efek samping yang tidak diinginkan. Pada penggunaan anti ketombe efek samping yang mungkin terjadi adalah dermatitis yang terjadi pada kulit kepala serta kerusakan rambut antara lain rambut rontok, berubah warna dan patah – patah.

Bahan Alam Untuk Mengatasi Ketombe
Beberapa bahan alam dapat digunakan untuk mencegah atau menanggulangi ketombe, walaupun efeknya tidak sehebat zat aktif diatas, namun bahan alam ini dapat dijadikan sebagai alternantif mengatasi ketombe
1.  Lidah Buaya

Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, sehingga gel akan menahan hilangnya cairan dalam permukaan kulit. Akibatnya, kulit tidak menjadi cepat kering(Furnawanthi, 2002).

2. Jeruk nipis

Kandungan zat kimia dalam air perasan jeruk nipis memiliki efek anti jamur, oleh sebab itu air perasan jeruk nipis sering dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati ketombe (Astarini, 2010).






3. Kulit Buah Manggis

Zat alam yang sedang naik daun ini ternyata juga memiliki efek yang sangat baik dalam menghambat pertubuhan jamur penyebab ketombe (Ni’maa, 2011).




Daftar Pustaka:
Astarini (2010), Kimia Organik Bahan Alam 1, PenerbitKarunika. Jakarta
Direktorat Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2009, Naturakos, Vol. IV / No. 11 September 2009, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Djunarko, I., dan Hendrawati, Y.D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT. Intan Sejati, Klaten, pp. 68-69.
Furnawanthi I., 2002, Khasiat Dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib, Agromedia Pustaka, Jakarta
Hadisuwarno, H., 2012, Gejala dan Faktor Resiko Dari Ketombe, http://obatketombe.com/gejala-dan-faktor-resiko-dari-ketombe/, diakses tanggal 20 November 2014
Kusumadewi, 1989, Penanggulangan ketombe secara kosmetik, Jakarta : Tira Pustaka, p. 29-31.
Ni’maa, D.K., 2011, Perbandingan Ekstrak Kulit Buah Manggis (GarciniaMangostana Linn) dengan Ketokonazole 2% dalam Menghambat Pertumbuhan Pityrosporum Ovale pada Ketombe, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Diponegoro, Semarang
Schwartz, J.R., DeAngelis,Y.M., and Dawson, T.L., 2002, Dandruff and Seborrheic Dermatitis : A Head Scratcher, http://www.pgscience.com/files/pdf/Dr._ Thomas_Dawson/TRI_book_chapter_Ch12_Dandruff.pdf, diakses pada 20 November 2014.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2010, Obat-Obat Penting, Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 99-100.
            Toruan, T., 1989, Ketombe dan Penanggulangannya, Jakarta : Pustaka Media, p. 35.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar