Rabu, 03 Desember 2014

RESISTENSI ANTIBIOTIK


Definisi Antibiotik
Antibiotik adalah obat yang mengandung segolongan senyawa, baik alami maupun buatan, yang dimaksudkan untuk menekan atau menghentikan proses biokimia di dalam tubuh bakteri. Obat ini biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh kuman berupa bakteri.

Cara Penggunaan Antibiotik
Antibiotik didapatkan dengan resep dokter dan digunakan secara rasional (tepat), baik tepat pengobatan, tepat dosis, tepat cara dan tepat dalam lama penggunan.
·         Tepat pengobatan: Antibiotik harus dipilih secara tepat sesuai kuman yang menginfeksi.
·         Tepat dosis: Ketepatan dosis menjadi penting karena dosis yang tepat dapat mencapai terapi yang diharapkan.
·         Tepat cara penggunaan            : Antibiotik harus diminum tepat pada waktunya, hal ini berkaitan dengan mekanisme penghambatan antibiotik terhadap kuman yang harus berlangsung terus menerus hingga terapi berhasil membunuh semua kuman.
·         Tepat lama penggunaan : Pengobatan dengan antibiotik juga bergantung jangka waktu pengobatan karena setiap kuman memiliki lama waktu yang berbeda untuk tuntas dibunuh.
Dalam pengobatan dengan antibiotik, obat harus diminum taat setiap waktu tertentu dan jangka waktu yang sesuai sehingga biasanya digunakan sampai habis atau dihabiskan. Ketaatan pasien dalam minum obat sangat menetukan keberhasilan terapi.

Definisi Resistensi Antibiotik
Resistensi Antbiotik didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotik. Resistensi terjadi apabila bakteri mengalami perubahan genetic (mutasi) sehingga menyebabkan hilangnya efektivitas antibiotik.

Penyebab Resistensi Antibiotik
Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang meluas dan irrasional (kurang  tepat). Resistensi diawali dengan adanya penggunaan antibiotik yang tidak sampai habis sehingga menyebabkan bakteri tidak mati secara keseluruhan namun masih ada yang bertahan  hidup. Bakteri yang masih bertahan hidup tersebut dapat menciptakan bakteri baru yang resisten. Bakteri yang resisten dapat menyebar dan penyebaran ini dipermudah oleh lemahnya kontrol infeksi dan penggunaan antibiotika yang luas. Terdapat beberapa faktor penyebab resistensi:
1.        Penggunaannya yang irrasional
Terapi antibiotik yang kurang tepat merupakan salah satu pemicu resistensi antibiotik. Antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh namun diminum karena peresepan yang tidak tepat justru dapat menyebabkan kekebalan kuman terhadap bakteri. Hal ini tentunya merugikan karena diperlukan antibiotik baru yang dapat menggantikan antibiotik yang telah resisten, padahal perkembangan resistensi antibiotik lebih cepat dibanding dengan penelitian antibiotik dan antibiotik baru tersebut biasanya jauh lebih mahal.
2.      Pengetahuan pasien
Pasien dengan pengetahuan yang salah akan cenderung menganggap wajib diberikan antibiotik dalam penanganan penyakit meskipun disebabkan oleh virus, misalnya flu, batuk-pilek, demam yang banyak dijumpai di masyarakat meskipun tanpa resep dokter.
3.      Penggunaan terapi tunggal
Penggunaan terapi tunggal lebih memungkinkan terjadinya kekebalam kuman terhadap antibiotik. Kombinasi terapi dari dokter dimaksudkan untuk membasmi kuman lebih baik.
4.      Penelitian
Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan antibiotika baru. Kejadian resistensi antibiotik berlangsung lebih cepat dibanding dengan penelitian antibiotik baru.
5.      Pengawasan
Lemahnya penngawasan dari pemerintah mengenai distribusi dan penggunaan antibiotik. Misalnya mudahnya masyarakat untuk mendapatkan antibiotik walau tanpa resep dokter. Selain itu, komitmen pihak terkait mengenai meningkatkan mutu obat dan pengendalian infeksi.
6.      Kemajuan transportasi dan globalisasi
Kemudahan transportasi dan globalisasi sangat memudahkan penyebaran bakteri resisten antar daerah, negara, bahkan lintas benua. Semua hal tersebut pada akhirnya meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi dalam komunitas.

AKIBAT RESISTENSI ANTIBIOTIK

Resistensi antibiotik, semakin lama kuman menginfeksi semakin sulit dibasmi, penyakit menjadi sulit sembuh.
Sumber Ilustrasi : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/15/resistensi-antibiotik-manusia-di-bumi-sedang-%E2%80%98terancam%E2%80%99-463213.html

Resistensi antibiotik terhadap kuman dapat menyebabkan akibat yang fatal. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang kebal terhadap pengobatan mengakibatkan bertambah lamanya seseorang menderita suatu penyakit, meningkatnya resiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit. Ketika pengobatan menjadi lambat bahkan gagal, pasien dapat menjadi inang kuman (carrier). Hal inilah yang memungkinkan resistensi terjadi pada lebih banyak orang.

Pencegahan Resistensi Antibiotik
Pencegahan utama dari kasus resistensi antibiotik adalah terapi yang rasional. (tepat) Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai pemberian antibiotika yang tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping antibiotika.
1.        Penegakan diagnosis infeksi
Sebelum pemberian antibiotik, pasien harus tegak diagnosis infeksi baik secara klinis maupun pemeriksaan mikrobiologi. Gejala panas bukan merupakan satu-satunya alasan diagnosis infeksi bakteri.
2.      Pemeriksaan kuman penyebab
Pemeriksaan kuman penyebab beserta tes kepekaan kuman terhadap antibiotik dapat membantu pemilihan antibiotik secara tepat sehingga pengobatan yang diberikan dapat rasional.
3.      Pertimbangan perlu atau tidak antibiotik diberikan
Antibiotik diberikan pada kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Untuk kasus infeksi yang disebabkan oleh virus maka dalam pengobatannya digunakan antivirus, sedangkan untuk kasus infeksi yang disebabkan oleh jamur maka digunakan antifungi sehingga antibiotik tidak tepat bila digunakan pada kasus infeksi selain oleh bakteri.
4.      Penentuan dosis, lama terapi, dan cara pemberian
Dosis, lama terapi dan cara pemberian yang tidak tepat dapat meningkatkan kejadian resistensi sehingga dalam peresepan sangat penting untuk mempertimbangkan dosis, lama terapi dan cara pemberian yang tepat.
5.      Edukasi pada masyarakat
Edukasi bahwa tidak semua jenis penyakit dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik. Selain itu, bila pasien yang menerima terapi antibiotik sudah merasakan perbaikan maka pasien tidak boleh langsung menghentikan penggunaan antibiotik.
6.      Regulasi Undang-Undang
Untuk mencegah penggunaan antibiotik yang semakin meluas, pembatasan penggunaan antibiotik melalui pengobatan sendiri oleh masyarakat diatur melalui Undang-Undang.

Tidak semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik. Kenali penyakit sebelum memutuskan menggunakan antibiotik. Pengobatan yang rasional yaitu tepat obat, tepat dosis, tepat cara penggunaan dan tepat lama penggunaan mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Gunakan antibiotik sesuai resep dokter.




Referensi:
Chinedum, I. E., 2005, Microbial Resistance to Antibiotics, African Journal of Biotechnology
Vol. 4 (13), 1606-1611
Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 180.
Utami, E. R., 2012,  Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi, Sainstis, Volume 1, Nomor
1, 125-135
Anonim, 2014, Antibiotik, http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika, diakses pada tanggal 26
November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar