YENNY LESTARI, S. Farm 148115067
RIRIS IRIANY L. GAOL, S. Farm 148115053
I. SEPUTAR INSOMNIA
Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering
terjadi (dapat dipicu oleh kelelahan dan stres), dimana terdapat 2 tipe
insomnia, yaitu akut dan kronik. Perbedaan keduanya adalah pada lama
berlangsungnya gejala, yaitu kurang atau lebih dari 1 bulan. Gangguan tidur
yang dapat terjadi pada penderita insomnia, meliputi: sleep initiation (kesulitan untuk memulai tidur, yakni membutuhkan
waktu >30 menit), sleep maintenance
(suatu kondisi dimana terbangun di tengah malam, selama >30-45 menit), early termination (terbangun lebih cepat
dari biasanya, tanpa bisa melanjutkan tidur kembali), serta kombinasi dari
ketiganya.
Kebutuhan
akan jam tidur yang dibutuhkan tubuh bervariasi dan dipengaruhi oleh umur.
Infan yang baru lahir rata-rata membutuhkan 16 jam untuk tidur per harinya,
anak-anak usia 5-9 tahun sekitar 10 jam, remaja sekitar 9 jam, dewasa muda
memerlukan 8 jam, dan orang tua sekitar 7 jam per hari. Hal yang tidak jarang
dijumpai, terdapat orang yang berada pada kategori usia yang sama, namun
memiliki perbedaan akan kebutuhan jam tidur, misalnya ada yang membutuhkan 10
jam dan ada yang hanya memerlukan 5 jam untuk tidur per hari.
Insomnia
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya keadaan psikis (cemas ataupun
gangguan yang bersifat traumatik, seperti stres), kondisi medis (apnea pada
waktu tidur, gangguan pernafasan dan kondisi jantung), akibat penggunaan obat (steroid,
anti depresan, anti hipertensi, teofilin), lingkungan (perubahan jadwal tidur
karena adanya masalah keluarga, pekerjaan, tugas sekolah, pesta, kondisi
sekitar yang bising, tempat tidur dan bantal kurang nyaman, lampu, dan suhu
ekstrim), hormone imbalance (kehamilan,
PMS, menopause), aktifitas seperti makan makanan berlemak berlebihan dan/ atau
minum alkohol, berolahraga sebelum tidur, membaca, mendengarkan musik, serta
menonton televisi; serta karena adanya pengaruh stimulan (kopi, soda, teh,
kafein).
Untuk
merubah kualitas tidur, maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut ini,
antara lain dengan menetapkan kapan (jam berapa) harus tidur dan bangun, tidur
dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya, dan tidak mengkonsumsi alkohol,
kafein, nikotin, atau makanan dalam jumlah besar menjelang waktu tidur. Selain
itu disarankan pula untuk tidak mengkonsumsi kafein setelah jam makan siang
atau 6 jam menjelang tidur, tidak berolahraga 3-5 jam sebelum tidur, serta
tidak meletakkan televisi atau komputer di kamar tidur, hal ini bertujuan agar
tidak merasa terbeban oleh tugas dan/ atau pekerjaan.
II. PENGOBATAN
INSOMNIA
Terapi
pengobatan insomnia diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
Miscellaneous
agent
a) Antihistamin
Antihistamin
adalah bahan utama dalam obat tidur dephenydramine
citrate, diphenhydramine hydrochloride,
dan docylamine succinate adalah tiga
derivat yang telah mendapat persetujuan dari FDA. Dosis Obat yang diberikan
25-50 mg. Efek samping yang biasa timbul ialah pusing, lemah, dan mual.
b) Antidepresan
Contoh
obat dari golongan ini adalah amitriptyline, doxepin, dan nortriptyline. Efek
sampingnya dapat menyebakan perpanjangan konduksi jantung, terutama pada orang
tua.
c) Trazodone
dan ramelteon
Trazodone
populer untuk pengobatan insomnia pada pasien rentan terhadap penyalahgunaan
zat. Dosis obatnya 25-100 mg. Efek sampingnya yaitu menurunnya tekanan darah
secara tiba-tiba. Ramelteon selektif untuk MT1 dan MT2 reseptor melatonin yang
diduga mengatur ritme sirkadian. Dosis yang dianjurkan 8mg. Efek sampingnya yaitu sakit kepala,
pusing, dan mengantuk
Agonis
Reseptor Benzodiazepine
Pengobatan
yang paling umum digunakan untuk insomnia yaitu agonis reseptor benzodiazepine. Semua agonis reseptor benzodiazepine efektif sebagai obat penenang-hipnotik.
Nama
Generik
|
Durasi Obat
|
Dosis
|
Estazolam
|
12-15 jam
|
1-2 mg
|
Eszopiclone
|
6 jam
|
2-3 mg
|
Flurazepam
|
8 jam
|
15-30 mg
|
Quazepam
|
39 jam
|
7,5 – 15 mg
|
Temazepam
|
10 – 15 jam
|
15 – 30 jam
|
Triazolam
|
2 jam
|
0,125 – 0,25 mg
|
Zaleplon
|
1 jam
|
5 – 10 mg
|
Zolpidem
|
2 – 2,6 jam
|
5 – 10 mg
|
Efek
sampingnya yaitu sedasi, mengantuk, pusing, nyeri kepala, mulut kering, dan
rasa pahit di mulut.
Non Benzodiazepine GABAA
Agonists
Adapun obat-obat yang termasuk dalam golongan non
benzodiazepin bekerja dengan mengikat secara selektif pada reseptor GABA dan
efektif memicu rasa kantuk. Contoh obat dari golongan ini antara lain: zolpidem
(dapat menimbulkan rasa kantuk, pusing, sakit kepala, dan keluhan
gastrointestinal), zaleplon (dengan eeefek samping pusing, sakit kepala, dan
mengantuk) dan eszopiclone (dengan efek samping sakit kepala dan mulut kering).
III. TERAPI
KOMPLEMENTER (TERAPI ALTERNATIF) INSOMNIA
Cranial Electrotherapy Stimulation (CES)
Cranial
Electrotherapy Stimulation (CES) atau dikenal juga
dengan sebutan Cranial Electro Stimulation
merupakan salah satu jenis magnetic
therapy / “electro medicine” yang
bersifat non-invasif. CES dapat digunakan untuk mengobati kondisi fisik atau
gangguan psikis dengan menggunakan suatu alat (device) berukuran sebesar handphone genggam, yang dapat mengirimkan
getaran dengan aliran listrik lemah (<4mA, biasanya berkisar 100
microamperes- 5 milliamperes ) menuju otak melalui elektrode yang
ditempatkan pada kedua lubang telinga. Frekuensi dari getaran elektrik yang
digunakan biasanya berkisar antara 0.5 Hz to 100 Hz— tergantung dari treatment yang akan dilakukan.
Penggunaan CES di Indonesia masih jarang ditemukan, hal ini dikarenakan harga
CES device cukup mahal, yaitu sekitar
300-500$, dan dalam penggunaannya disarankan dibawah supervisi tenaga kesehatan
professional. Treatment dengan CES
perlu dilakukan hingga 10-20 kali sesi. Tingkat keberhasilan CES rata-rata
mencapai 67%.
Herbal
a.
Seledri
Seledri
mengandung senyawa phthalide yang
berefek menenangkan sistem saraf pusat dan menstabilkan tekanan darah. Biji
seledri mengandung vitamin A, C, dan B kompleks; karena biji seledri merupakan
diuretik kuat, pastikan untuk menambah konsumsi makanan yang kaya akan kalium.
Mengunyah seledri 15 menit sebelum tidur akan membantu tidur. Jus seledri juga
dapat membantu tidur.
b.
Daun
Selada
Selada
mengandung senyawa lectucarium yang
berefek merangsang tidur, mengatasi insomnia kronik dan akut.Senyawa ini aman
sebagai penggati opium karena tidak menimbulkan ketergantungan bahkan jika
digunakan dalam dosis tinggi.Yang biasa digunakan adalah jus daun selada dan
air rebusan biji selada.
c.
Buah
Pala (Myristica fragrans houtt)
Bagian
yang digunakan untuk mengatasi insomnia adalah daging buah pala. Peringatan:
biji pala tidak digunakan karena banyak mengandung senyawa miristisin yang menyebabkan pusing, mual dan kehilangan
keseimbangan. Resep: mencampurkan 1 gelas susu
segar yang sudah direbus sampai mendidih dengan 1 sendok teh madu, 1 sendok teh
pala halus dan 1 sendok teh gula batu, kemudian diaduk dan disaring, lalu
diminum selagi masih dalam kondisi hangat
d.
Kangkung
Kangkung
mengandung vitamin A, B1 dan C, protein, kalsium, fosfor, besi, karoten,
hentriakontan, dan sitosterol.Vitamin B1 memiliki kemampuan membantu memelihara
sistem saraf dan otot agar tetap sehat, serta menjaga fungsi jantung tetap
normal. Penggunaan kangkung diramu bersama pala dan seledri. Resep : masak 3 gelas air sampai mendidih,
masukkan 2 genggam kangkung, seledri dan pala secukupnya lalu tunggu sampai air
rebusan tersisa 1 gelas. Ketika hendak diminum, dapat ditambahkan 1 sendok teh
madu. Ramuan diminum setelah makan malam atau sebelum tidur. Apabila ingin
dikonsumsi berupa jus, takarannya tanamannya sama seperti diatas tetapi air
yang digunakan hanya 1 ½ gelas. Agar terasa manis dapat ditambah 1 sendok madu
atau susu. Ramuan diminum sesudah makan malam atau sesaat sebelum tidur.
Pijatan
Pijatan membantu memudahkan tidur karena
dapat melancarkan sirkulasi darah dan aliran oksigen, sehingga membantu
menghilangkan racun pada tubuh; selain itu juga menstimulasi pelepasan endorphin;
megurangi stres dan melawan depresi. Pijatan dapat dilakukan dengan mengusapkan
kedua tangan pada seluruh bagian punggung untuk mengatasi ketegangan. Pijatan
perlu diulangi sebanyak 20 kali.
Hidroterapi
Air merupakan terapi alami untuk menyembuhkan
dan/ atau merevitalisasi, menjaga, dan mengembalikan kesehatan; dapat digunakan
sebagai salah satu terapi insomnia. Adapun beberapa terapi air yang dapat
dilakukan untuk mengatasi insomnia, antara lain: mandi menggunakan spons (dapat
membantu menenangkan saraf dan menstimulasi system pencernaan, sehingga tubuh
dapat menyerap nutrisi dengan lebih baik dan memudahkan tidur, mandi uap (merangsang
kulit dan menyebabkan keluarnya keringat) dan sauna menggunakan panas kering (akan
menyebabkan keringat mengering dan menimbulkan sensasi yang menyenangkan).
Meditasi
Meditasi terbukti membuat tidur menjadi
lebih nyenyak dan menciptakan suasana yang menyegarkan. Tujuan dari visualisai
adalah untuk menciptakan tempat khayalan bagi pikiran sebagai tempat “berlibur mental”, yakni dengan
membayangkan pemandangkan dan menambahkan detail-detail tertentu (buaian,
musik, pohon palem) atau tempat yang sepenuhnya khayalan.
Keuntungan dari meditasi dan/ atau
visualisasi kreatif antara lain, dapat mengurangi kegelisahan dan stres,
membantu mengeksplorasi emosi terdalam dari kondisi fisik Anda, serta
memperdalam alam spiritual sehingga muncul keselarasan dan kesatuan antara
pikiran, tubuh, dan jiwa.
Aromaterapi
Sebelum tidur, disarankan agar kamar
dipenuhi dengan aroma yang harum dengan minyak yang disarankan untuk memudahkan
tidur (aromaterapi). Aromaterapi dapat disemprotkan pada wajah dan sprei
sebelum tidur. Yang perlu diperhatikan adalah minyak esensial hanya untuk
penggunaan luar, dan jangan sampai tertelan. Untuk penyimpanan sebaiknya
disimpan pada tempat yang aman dari jangkauan anak-anak.
Beberapa
jenis aromaterapi yang dapat digunakan,
antara lain :
Ø Chamomile
: bersifat menenangkan, menghilangkan rasa gelisah, marah, takut. Menimbulkan rasa
tenang, segar, dan membebaskan dari rasa cemas. Jangan digunakan untuk 4 bulan
pertama selama kehamilan. Dalam dosis besar dapat menimbulkan efek hipnotis.
Ø Kayu
manis : memiliki khasiat pembangkit semangat dan membantu kegelisahan sebelum
tidur, dan dapat mengurangi rasa sedih. Jangan digunakan saat sedang
mengandung, menyusui; selalu gunakan dalam keadaan diencerkan.
Ø Jasmine/
melati : anti depresif, zat perangsang, menghilangkan nyeri, sedative,
menenangkan saraf. Jangan digunakan selama kehamilan.
Ø Lavender
: menyeimbangkan emosi dan membantu untuk beristirahat, menghilangkan rasa
sakit, mengurangi rasa lelah, dan merilekskan system saraf. Jangan dipakai
selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,
B.T., Akoso, G., 2009, Bebas Insomnia,
Kanisius, Yogyakarta, pp.8, 15-17, 45-53.
Australian
Sleep Association, 2014, Insomnia, http://www.sleep.org.au/documents/item/355,
diakses pada1 September 2014
Budur K et al.2007. Advances
InTreating Insomnia, 4th edition. Cleveland
clinic journal of medicine, New York, pp. 251-266
Culpepper, L., Roth, T., Ancoli-Israel,
S., Krystal, A., dan Zee, P., 2013, New
Directions in the Management of Insomnia, Medical Economics, pp.4-5.
Dipiro,
et. al., 2008, Pharmacotherapy : A
Pathophysiologic Approach, 7th
Edition, Mc Graw Hill, Washington D.C., pp.1191-1195.
Feusner, J., Madsen, S., Moody, T.,
Bohon, C., Hembacher, E., Bookheimer, S., et
al., 2012, Effects of Cranial Electrotherapy Stimulation
on Resting State Brain Activity, Brain
Behav.,2(3): 211–220.
Goswamy, S., 2014, PEMF & Insomnia (Sleep Disorder), http://www.wellnessdevices.net/pemf--insomnia.html,
diakses pada 5 September 2014
Mueller, H. H., 2012, Cranial Electrotherapy Stimulation (CES) http://www.edmontonneurotherapy.com/brain_stimulation_therapies.html,
diakses pada 5 September 2014
Pigeon,
W. R., 2010, Diagnosis, prevalence, pathways, consequences & treatment of
insomnia, Indian J Med Res, 131,
pp.321-322.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar