Ventaria Paska Pradibta, S. Farm. (148115065)
Pre-eklamsia merupakan kondisi dimana
ibu hamil mengalami peningkatan tekanan darah yaitu >140/90 mmHg (normal :
120/80 mmHg) disertai dengan kelebihan kadar protein didalam urin
(proteinuria). Pre-eklamsia dapat timbul pada usia kehamilan diatas 20 minggu
(trimester 3) atau segera setelah presalinan. Pre-eklamsia dapat menyebabkan keguguran, bayi yang dilahirkan
mempunyai berat lahir rendah, namun pre-eklamsia ringan jarang mengakibatkan
kematian pada ibu.
Faktor resiko pre-eklamsia : Berdasarkan penelitian yang dilakukan Romanna (2009) ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya pre-eklamsia yaitu : usia, ibu hamil yang mempunyai usia >35 tahun serta ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Penyebab : penyebab pre-eklamsia belum
diketahui secara pasti. Dapat disebabkan kondisi plasenta yang tidak tertanam
dengan baik, kekurangan oksigen, atau adanya gangguan pada pembuluh darah.
Kekurangan kalsium, kekurangan vitamin D, serta obesitas juga dapat menimbulkan
pre-eklamsia.
Tanda dan Gejala :
Pre-eklamsia
ditandai dengan kondisi-kondisi
sebagai berikut :
- Peningkatan tekanan darahTekanan darah >140/90 mmHg (tekanan darah sistolik harus naik 30 mmHg atau lebih dari tekanan darah biasanya dan tekanan darah diastolic harus naik 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah biasanya). Pemeriksaan dilakukan pada keadaan istirahat minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
- ProteinuriaPeningkatan tajam jumlah protein didalam urin sebesar >5 g pada spesimen 24 jam atau bila menggunakan uji dipstick sebesar 3+ sampai 4+.
- OliguriaKeluaran urin <30 mL/jam atau <500 mL/24 jam.
- Edema atau pembengkakan pada wajah
- Gangguan pengelihatan
- Mengantuk atau sakit kepala berat (pertanda konvulsi)
- Nyeri episgastrium karena distensi hati
Untuk mencegah pre-eklamsia, perempuan
yang berencana untuk hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan diabetes, lupus, tiroid, dan ginjal.
Pada saat hamil, ibu sebaiknya melakukan pemerksaan kehamilan secara rutin
minimal 4 kali dalam 9 bulan mengandung. Pemeriksaan dapat dilakukan 1 kali
pada trisemester pertama, 1 kali pada trisemester kedua, dan 2 kali pada
trisemester ketiga. Ibu hamil juga perlu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi, makanan tinggi protein, rendah lemak, rendah karbohidrat, dan rendah
garam.
Penanganan yang dapat diberikan apabila ibu hamil terdeteksi mengalami tekanan darah tinggi adalah dengan mengurangi asupan garap, mengurangi makanan berlemak, istirahat yang cukup, serta segera mengkonsultasikan kondisi tersebut pada dokter atau bidan terdekat. Namun bila telah terjadi pre-eklamsia, dokter akan melakukan penangan yang bertujuan mencegah terjadinya pre-eklamsia berat dan eklamsia, serta menyelamatkan nyawa janin. Setelah pemberian terapi oleh dokter sebaiknya juga dilakukan monitoring kepatuhan meminum obat pasien supaya tujuan terapi tercapai. Monitorin dapat dilakukan oleh keluarga terdekat si ibu hamil.
Penanganan yang dapat diberikan apabila ibu hamil terdeteksi mengalami tekanan darah tinggi adalah dengan mengurangi asupan garap, mengurangi makanan berlemak, istirahat yang cukup, serta segera mengkonsultasikan kondisi tersebut pada dokter atau bidan terdekat. Namun bila telah terjadi pre-eklamsia, dokter akan melakukan penangan yang bertujuan mencegah terjadinya pre-eklamsia berat dan eklamsia, serta menyelamatkan nyawa janin. Setelah pemberian terapi oleh dokter sebaiknya juga dilakukan monitoring kepatuhan meminum obat pasien supaya tujuan terapi tercapai. Monitorin dapat dilakukan oleh keluarga terdekat si ibu hamil.
Pengobatan yang digunakan :
- Magnesium sulfat (MgSO4) untuk pengobatan kejang dengan dosis awal 4 g secara iv selama 5 menit dikuti dengan dosis pemeliharaan pemberian MgSO4 (40 %) 5 g secara im dengan 1 mL Lignokain (dalam semprit yang sama).
- Diazepam ) untuk pengobatan kejang dengan dosis awal 10 mg pelan-pelam selama 2 menit. Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai dosis awal. Dosis pemeliharaan : Diasepam 40 mg dalam 500 mL larutan Ringer Laktat melalui infus. Jangan memberikan diazepam > 100 mg/jam.
- Untuk pengobatan hipertensi dapat digunakan nifedipin 5-10 g secara peroral 3 kali sehari. Jika respon tidak membaik setelah 10 menit dapat diberikan tambahan 5 mg tablet sublingual nifedipin 10 mg.
Daftar pustaka :
Lab/ UPF Ilmu Kebidanan dan Kandungan, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi , Edisi II, Penerbit : FK Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Morgan, G., Hamilton, C., 2009, Obstetri dan Ginekologi : Panduan Praktis, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Rozanna. F., R., Dawson, A., Lohsoonthorn, V., & Williams, M.A., 2009, Risk Factors of Early and Late Onset Preeclampsia among Thai Women, Journal Medical Assocciation, 3(5): 477486
Sudhaberta, K. (2001). Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia. (Online) diunduh 28 Januari 2012. (Online) diunduh 20 November 2014. Available from URL: HYPERLINK www.kalbe.co.id/files/cdk/.../cdk_133_obstetri_dan_ginekologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar