Nelly Wulandari, S.Farm (148115043)
Sherly
Damima, S.Farm (148115055)
Alangkah
baiknya jangan meremehkan cacingan pada anak anda karena bisa menghambat
pertumbuhan badannya. Anak- anak biasanya lebih mudah terinfeksi cacing
dibandingkan dengan orang dewasa, karena anak-anak kurang bisa menjaga
kebersihan diri misalnya tidak mencuci tangan sebelum makan dan menjaga
kebersihan kukunya. Pada artikel ini kami akan membahas seputar penyakit cacingan
yang sering terjadi pada anak-anak dan bagaimana penanganannya.
APA
ITU CACINGAN ?
Cacing merupakan
salah
satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya merugikan dimana
manusia
merupakan hospes untuk
beberapa jenis
cacing
yang termasuk Nematoda usus. Sebagian besar dari
Nematoda ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia.
Diantara Nematoda
usus tedapat
sejumlah spesies
yang penularannya
melalui
tanah
(Soil Transmitted Helminths) diantaranya yang tersering adalah
Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Trichuris trichiura (Gandahusada, 2000).
BAGAIMANA
CARA PENULARAN CACINGAN ?
Penyakit cacing yang ditularkan
melalui tanah termasuk dalam keluarga nematode saluran cerna. Penularan dapat
terjadi melalui 2 cara yaitu :
1. Infeksi
langsung
Penularan langsung dapat terjadi bila
telur cacing dari tepi anal masuk ke mulut tanpa pernah berkembang dulu di
tanah. Cara ini terjadi pada cacing kremi dan trikuriasis. Penularan langsung
dapat juga terjadi setelah periode berkembangnya telur di tanah kemudian telur
tertelan melalui tangan atau makanan yang tercemar ( Ascaris Lumbricoides)
2. Larva
menembus kulit
Penularan melalui kulit terjadi pada
cacing tambang / ankilostomiasis dan strongiloidiasis dimana telur terlebih
dahlu menetas di tanah baru kemudian larva filariform menginfeksi melalui
kulit. (Sudoyo,2006)
BAGAIMANA
GEJALA CACINGAN?
- Berat badan anak menurun
- Lesu
- Gatal pada anus di malam hari
- Nyeri diperut yang kadang menyebabkan diare
BAGAIMANA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
PENYAKIT CACINGAN?
Menurut Departemen
Kesehatan R.I usaha pencegahan penyakit cacingan antara lain: mencuci tangan
sehabis bermain, sebelum makan, dan setelah buang air, memotong kuku selama dua
hari sekali, memakai alas kaki jika berada di luar rumah ataupun ruangan, serta
menjaga kebersihan makanan ataupun minuman.
Berdasarkan jenis cacing yang biasa menggerogoti tubuh
manusia dapat dibagi menjadi 5 jenis:
1. Cacing Gelang : Cacing jenis ini banyak
ditemukan di daerah tropis dengan kelembapan tinggi, termasuk Indonesia. Jika
sudah dewasa panjangnya bisa mencapai 10-30 cm.. Bila dilihat secara langsung,
warnanya kuning kecokelatan dan bergaris-garis halus. Cacing ini
hidup hanya dalam tubuh manusia. Biasanya hidup di usus halus. Penularannya
diawali dari feses yang keluar dari anak penderita. Setelah 2 bulan
menginfeksi, cacing betina akan bertelur sekitar 20.000 butir per
hari. Cara Mengobati
Cacingan menggunakan mebendazol 2x/hari 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB
dosis tunggal, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50
mg/kg BB. Masing-masing selama 3 hari.
2.
Cacing Cambuk : Cacing cambuk banyak ditemukan
di daerah tropis, seperti di Indonesia. Cacing ini betah tinggal di usus besar
dan terkadang di usus buntu. Gejala yang timbul bisa berupa penyakit usus
buntu bila ada cacing di bagian itu, nyeri perut, diare dengan mukus (lendir
kental dan (licin), kotoran disertai sedikit darah, penurunan berat badan,
terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus), dan lainnya. Cara Mengobati Cacingan menggunakan
mebendazol 2x/hari 100 mg, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu
makan dan pirantel 10 mg/kg BB, masing-masing selama 3 hari.
3.
Cacing Tambang : Perkembangbiakannya menyebar ke
seluruh dunia. Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm, tapi dia bisa
menghabiskan 0,03 cc darah per hari. Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh
melalui kulit yang utuh, terutama di sela jari kaki. Umumnya cacing ini akan
tinggal di usus halus dan menjadi dewasa. Karena sering mengisap darah,
gejala yang timbul bisa berupa anemia dan kekurangan zat besi. Namun, gejala
ini biasanya baru timbul bila sudah terjadi infeksi berat dan berlangsung cukup
lama. Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah mebendazol 2x/hari
100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3 hari.
4. Cacing Kremi : Cacing kremi identik dengan kremian
atau gatal di daerah anus. Gatal-gatal sebetulnya timbul karena saat itu cacing
kremi betina yang sudah dewasa bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk
bertelur. Telur-telur inilah yang menimbulkan rasa gatal. Bila digaruk, telur
akan pecah dan larva masuk ke anus. Selain itu, infeksi bisa terjadi melalui
makanan atau debu yang mengandung larva. Meskipun tidak terlalu berbahaya
dibandingkan cacing jenis lain, terkadang kremian bisa membuat anak rewel,
sukar tidur, malas makan, dan akhirnya kurus. Obat yang biasa digunakan
terhadap cacing kremi adalah mebendazol dosis tunggal 100 mg, pirantel 10 mg/kg
BB, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50mg/kg BB,
selama 3 hari.
5.
Cacing Pita : Penularan cacing pita agak berbeda dari
yang lain karena biasanya dia hidup di tubuh sapi atau babi. Orang yang sering
mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak kurang matang
sangat mungkin terinfeksi cacing pita. Bila terinfeksi cacing ini, umumnya
gejala yang terlihat ringan saja, bahkan tanpa gejala. Biasanya berupa gangguan
pencernaan. Namun, bisa juga terjadi gejala agak berat, seperti ayan (epilepsi)
atau munculnya benjolan kecil sebesar kacang hijau yang jumlahnya lebih dari
satu di kulit. Obat yang digunakan terhadap cacing pita adalah praziquantel 600
mg setelah makan dan niklisamid, anak >8 th, 1 g dikunyal halus saat perut
kosong, disusul dengan 1 g lagi 1 jam kemudian, setelah 2 jam baru boleh makan.
Anak 2-8 th dosis setengahnya. Untuk anak <2 th dosis seperempatnya.
Setelah memaparkan beberapa hal yang
sangat penting mengenai kewaspadaan terhadap cacingan pada anak, kami sebagai
calon apoteker sangat mendukung dan menyarankan para orang tua untuk siap siaga
dan tidak menganggap remeh segala sesuatu yang mungkin terjadi akibat cacingan
yang terjadi pada anak anda. Sehingga dalam hal ini pada akhir kata kami sangat
mengucapkan terima kasih jika para orang tua mau berpartisipasi dalam membantu
kami setelah membaca artikel ini dapat langsung menerapkannya sebagai salah
satu antisipasi dalam menghadapi tumbuh kembang anak dan mencegah anak dari
cacingan.. dan jangan lupa ya para orang tua jika dari apa yang telah kami
paparkan belum bisa membantu anak anda.. namun kami sangat berharap dapat
membantu dengan artikel ini.. para orang tua tidak perlu khawatir.. para orang
tua bisa langsung konsultasi pada dokter, apoteker atau tenaga kesehatan
lainnya jika menemui kendala atau ingin mengetahui lebih lagi tentang apa sih
itu cacingan dan pengobatannya. Akhir kata terima kasih sudah mau membaca
artikel kami. Tuhan Yesus Memberkati.
Daftar Pustaka:
Depkes RI, 2007, Pedoman
Pengendalian Cacingan, diakses 27 November 2014 ; Available from:
hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes.
Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W., 2000,
Parasitologi Kedokteran, FK UI,
Jakarta.
Sudoyo A., et al., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FK UI,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar