Jumat, 28 November 2014

KENALI DAN HADAPI DIABETES DENGAN LANGKAH TEPAT

Anak Agung Sagung Intan K.W, S.Farm. (148115006)

Eva Ekayanti P., S.Farm (148115019)

A.    Tahu kah Anda apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus?
Diabetes Mellitus (DM) yang biasa dikenal dengan kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Terjadinya DM karena kelenjar pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau produksinya sangat sedikit sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh akanhormon insulin.
Pada umumnya Diabetes Mellitus terdiri dari 2 jenis yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
1.            Diabetes tipe 1, biasanya terjadi pada orang berusia dibawah 40 tahun, termasuk pada anak-anak. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian suntikan insulin serta penerapan pola makan yang benar (diet).
2.            Diabetes tipe 2, umumnya terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun meskipun sekarang ini banyak pula dijumpai pada orang yang masih muda sebagai akibat dari obesitas.
Pada wanita hamil dapat mengalami peningkatan jumlah glukosa dalam darah.Glukosa yang berlebihan tersebut dialirkan melalui plasenta menuju janin. Hal ini yang menyebabkan kegemukan dalam kandungan.Wanita yang mengalami diabetes selama masa kehamilan disebut diabetes gestasional. Umumnya pada wanita hamil akan terbebas dari diabetes jenis ini setelah melahirkan, tetapi terdapat beberapa kasus diabetes yang berlanjut. Wanita yang mengalami diabetes selama masa kehamilan berpotensi mengidap diabetes tipe 2.

B.    Penyebab Diabetes Mellitus
·               Perubahan gaya hidup tidak sehat, lingkungan, dan usia

·             Pola makan yang berubah ke arah makanan cepat saji (instan) yang memiliki gengsi dan lemak tinggi dibandingkan makanan alamiah
·               Perokok
·            Ada riwayat keluarga yang ada terkena DM (turunan)
·               Stress menghadapi hidup atau persoalan lain
·               Kegemukan
·           Kerusakan kelenjar pancreas (tidak lagi memproduksi hormone insulin atau sedikit memproduksi hormon tersebut).


C.    Gejala Diabetes Mellitus
Ø   Gejala Diabetes Mellitus  tipe 1
Ø   Gejala Diabetes Mellitus  tipe 2

D.    Kriteria diagnosis DM
Kadar HbA1C lebih besar atau sama dengan 6,5%.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dL)

E.       Komplikasi Diabetes Mellitus
Ø Gangguan atau kerusakan jantung
Ø Gangguan saraf otak yang menyebabkan stroke
Ø Gangguan kelamin, impotensi, atau disfungsi ereksi
Ø Gangguan atau kerusakan paru-paru (TBC)
Ø Gangguan atau kerusakan saraf tepi pada bagian tubuh sehingga sering kesemutan atau pegal       sebelah tubuh
Ø Gangguan atau kerusakan ginjal dan bisa berakhir dengan gagal ginjal
Ø Gangguan atau kerusakan mata, seperti bertambahnya lapisan katarak pada lensa mata atau           kebutaan total (retinopathy).
Ø Jika luka lama sembuhnya dan cenderung terus membusuk. Kadang berujung pada vonis               amputasi
Ø Pada wanita hamil dapat berakibat keguguran, bayi lahir mati, keracunan kehamilan, bayi lahir    dengan berat sampai 5 kg, dan terlalu banyak air ketuban.

F.        Penanggulangan atau pencegahan Diabetes Mellitus
·               Pola makan (diet) yang teratur dan disiplin
·               Olahraga secara teratur
·               Istirahat atau tidur yang cukup
·               Konsumsi obat secara teratur, baik pengobatan secara oral maupun injeksi insulin
·              Secara berkala memeriksakan kadar gula darah untuk mengetahui jumlah gula dalam darah.

G.        4 Pilar penatalaksaan Diabetes Melitus
1.      Edukasi
2.      Terapi gizi medis
3.      Latihan jasmani
4.      Intervensi farmakologis (obat)

H.      Obat untuk terapi Diabetes Mellitus:
1.    Biguanid
Contoh: Metformin.
Bekerja dengan mengurangi glukoneogenesis di hati; meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi absorpsi karbohidrat dalam saluran cerna. Merupakan terapi lini pertama pada mayoritas pasien DM terutama yang mengalami resistensi insulin.
(+)  : Tidak menimbulkan kenaikan berat badan, tidak menimbulkan hipoglikemia, tidak berpotensi menimbulkan gangguan kardiovaskular selama pemakaian, dan harganya murah.
( - ) : Gangguan pada saluran ceran dan pemakaiannya menginduksi gangguan ginjal.

2.    Sulfonilurea
Contoh: Glikazid, glimepirid, dan glibenklamid.
Bekerja dengan meningkatkan produksi insulin endogen. Merupakan terapi lini kedua bagi penderita diabetes yang gula darahnya tidak terkontrol oleh metformin.Dapat digunakan sebagai obat tunggal pada pasien defisiensi insulin.
(+) : Efektif dalam menurunkan glukosa darah terutama oada pasien yang menunjukkan gejala diabetes. Obat ini dapat ditoleransi oleh tubuh dan harganya murah.
( - ) : Berisiko menimbulkan hipoglikemi, meningkatkan berat badan, pusing, tremor, lemas, dan berat badan meningkat.

3.    Glitazon
Contoh : Pioglitazon, rosiglitazon
Bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin.
Merupakan terapi lini kedua bagi pasien yang tidak menginginkan kenaikan berat badan akibat terapi dengan sulfonilurea.Glitazon merupakan terapi lini ketiga apabila gula darah tidak dapat dikontrol dengan Biguanid dan Sulfonilurea.
(+) : Dapat ditoleransi oleh tubuh, dan dapat dikombinasi dengan obat antidiabetes lain atau insulin.
(-) : Pemakaian minimal 12 minggu untuk memperoleh pemakaian maksimal, menyebabkan pengurangan cairan dan gangguan jantung pada beberapa individu, kadang pula terjadi pembengkakan. 

4.    Incretin mimetics
Contoh : Exenatid, liraglutid
Bekerja dengan meningkatkan pelepasan insulin setelah makan, mereduksi pelepasan hormon glukagon dan memperlambat pengosongan lambung.
Merupakan terapi lini kedua bagi penderita diabetes yang tidak menginginkan kenaikan berat badan.Dapat dikombinasi dengan metformin dan/atau sulfonilurea serta kombinasi metformin dan tiazolidindion.
(+) : Mereduksi berat badan.
(-) : Bentuk sediaan injeksi harganya mahal, penggunaan bersama dengan sulfonilurea meningkatkan risiko hipoglikemi, efek samping mual muntah seing terjadi.

5.    DPP-4 inhibitors
Contoh : Sitagliptin, vidagliptin
Bekerja dengan menghambat klirens dari inkretin natural.
Sitagliptin dapatdigunakan sebagai terapi lini kedua atau ketiga.
(+) : Tidak meningkatkan berat badan, Sitagliptin dapat ditambahkan dalam kombinasi metformin dan sulfonil urea.
(-) : Harga relatif mahal dan tidak spesifik menurunkan HbA1c.

6.    Meteglinid
Contoh : Repaglinid, nateglinid
Bekerja dengan merangsang pelepasan pembentukan insulin endogen.
Repaglinid dapat digunakan sebagai monoterapi, sedangkan nateglinid digunakan sebagai terapi kombinasi dengan metformin.
(+) : Spesifik pada hiperglikemi post prandial, aksinya cepat.
(-) : Dibutuhkan beberapa dosis intuk setiap sebelum makan.

7.    Alfa glukosidase inhibitor
Contoh : Akarbose
Bekerja dengan memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat.
Dapat digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan metformin dan/atau sulfoilurea.
(+) : Mereduksi hiperglikemi post prandial, tidak meningkatkan berat badan.
(-) : Buruk ditoleransi oleh tubuh yang mengalami efek samping pada pencernaan terutama dalam kondisi kembung.

8.    Terai insulin.
Contoh : Lispro, glargin.
Bekerja dengan beraksi langsung pada jaringan otot dan hati untuk meningkatkan pengambilan glukosa dari plasma.
Direkomendasikan apabila kombinasi dua obat antidiabetes oral gagal dalam mencapai target atau pengontrolan gula darah sangat buruk.
(+) : Efektif dalam mengurangi HbA1c
(-) : Berat badan meningkat, bagi pasien yang resisten terhadap insulin diperlukan dosis yang tinggi, memerlukan injeksi atau pompa khusus, dan berisiko menimbulkan hipoglikemia.


Sumber :
Charles F., Anne K., 2010, Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2, Jakarta, Penebar Plus+, pp. 7, 11, 12.

Dunning, T., 2009, Care of People with Diabetes, A Manual of Nursing Practice, Wiley-Blackwell, 104-130.

Mistra, 2004, 3 Jurus Melawan Diabetes, Jakarta, Puspa Swara, pp. 4, 5, 6, 8.

PERKENI, 2011, Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta, pp. 7,9.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar