Jumat, 28 November 2014

LEPTOSPIROSIS

Gabriela Indria Putri S.K.W., S.Farm (148115023) dan Ni Made Putri Laksmi Dewi, S.Farm (148115044)

Leptospirosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri spesies Leptospira  yang tumbuh subur di lingkungan yang panas dan lembab. Di Indonesia penyakit ini popular disebut penyakit kencing tikus karena penyakit ini paling banyak ditularkan melalui kencing tikus. Leptosira umumnya menginfeksi hewan seperti burung, reptile dan mamalia namun, beberapa tahun terakhir penyakit ini sudah banyak menyerang manusia. 

 Gambar 1. Bakteri Leptospira (Sumber : Google, 2014)

Bakteri jenis ini menginfeksi tubuh manusia saat air, tanah ataupun makanan yang telah terkontaminasi kontak langsung dengan bagian tubuh manusia seperti luka di kulit, mata maupun  membran mukosa yang kemudian menginfeksi tubuh secara sistemik atau keseluruhan melalui aliran darah.  Bagan penyebaran penyakit leptrospirosis dapat dilihat seperti Gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Cara penyebaran Leptospirosis (Sumber : Google, 2014)


Gejala Leptospirosis
Pada banyak orang yang baru terinfeksi leptospirosis tidak menimbulkan gejala yang jelas. Umumnya gejala leptospirosis akan muncul sekitar 7- 14 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejala yang muncul ketika seseorang baru terinfeksi (akut) leptospirosis diantaranya yaitu: sakit kepala parah, nyeri otot, batuk, sakit tenggorokan, mata berair dan mata kekuningan. Identifikasi gejala leptospirosis pada fase awal sangat penting untuk meminimalisir komplikasi kesehatan yang mungkin muncul. Apabila pada fase akut tidak di tangani dengan tepat infeksi leptospirosis dapat menyerang menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti menginfeksi selaput otak (meningitis), komplikasi pernafasan dan menimbulkan gagal ginjal yang dapat berakibat pada kematian.





Pencegahan Leptospirosis

Para ahli berpendapat untuk pencegahan Leptospirosis, bagi mereka yang rutin beraktivitas di lingkungan dengan tingkat kontaminasi bakteri tinggi dipastikan:

a.    Luka yang ada pada tubuh telah di ditutupi dan diobati dengan tepat dan baik.

b.       Menggunakan baju pelindung yang sesuai dengan aturan  seperti mengenakan sarung tangan, masker, sepatu boot dan/atau kacamata pelindung.

c.    Mandi sampai bersih setelah beraktifitas.

Jika akan melakukan perjalanan ke Negara lain dengan angka kejadian infeksi   Leptospirosis yang cukup tinggi sangat perlu diperhatikan adalah jangan berenang di air tawar*, dan hanya melakukan kontak dengan air tawar* jika mengenakan pakaian yang cukup melindungi Minumlah air kemasan bersegel, atau air tawar yang direbus. Jika terluka, segera perban dan bersihkan.
NB# *Air tawar yang ada lingkungan terbuka atau kemungkinan tercemar bakteri leptospiro tinggi




Pengobatan Leptospirosis
Pada pasien yang baru terserang leptospirosis (Infeksi akut) dokter mungkin meresepkan antibiotik tetrasiklin selama 5 sampai 7 hari disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien tanpa perlu di rawat inap. Apabila infeksi telah menyebar ke organ penting, pasien diharapkan menjalani rawat inap di rumah sakit. Selama perawatan pasien akan diberikan terapi antibiotik intravena untuk menghentikan penyebaran infeksi bakteri secara sistemik dan diberikan cairan intravena untuk menopang suplai nutrisi yang dibutuhkan pasien. Pemberian terapi antibiotika tergantung pada organ yang telah terkena infeksi. Apabila infeksi telah menyerang sampai saluran nafas umumnya pasien akan memerlukan alat bantu pernapasan untuk membantu pernapasan.



DAFTAR PUSTAKA
NSW Multicultural Health Communication Service, Leptospirosis, DOH-7140, pp. 1-3.
Soeharsono, 2002,  Zooonosis: Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia, Kanisius Yogyakarta, pp. 42-43.
Zelski, R., 2007, Leptospirosis in Cattle Herds, Primefact 445, NSW Department of Primary Industries.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar