Jumat, 28 November 2014

Swamedikasi Atasi Jerawat


Lidya Eryana Putri HE, S. Farm (148115034); Gilda Todingbua, S. Farm (148115025)


JERAWAAAT??????  Sebuah kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita karena hampir setiap orang pernah mengalami masa berjerawat. Mendengar kata jerawat pasti yang sering terbayangkan dalam benak kita adalah wajah yang rusak serta terdapat benjolan-benjolan kecil yang berwarna merah yang tumbuh pada wajah. Adanya jerawat sering menyebabkan seseorang akan merasa jengkel dan bisa menggangu kepercayaan diri terutama bagi wanita yang sedang mengalami masa puber dan ditambah lagi dengan bekas jerawat yang susah untuk dihilangkan. Tidak hanya wanita yang merasa terganggu dengan hadirnya jerawat, akan tetapi para priapun juga sering merasa resah ketika jerawat banyak muncul di wajah. Beberapa orang bisa menganggap jerawat sebagai sesuatu yang mengganggu, akan tetapi perlu diketahui dengan adanya jerawat sudah seharusanya anda bersyukur karena kelenjar yang tadinya tersumbat dapat kembali normal apabila ditangani dengan langkah yang benar dan tepat baik itu secara terapi non-farmakologi maupun terapi farmakologi :)


Apa itu jerawat?

Jerawat atau yang dikenal dengan bahasa medis acne vulgaris merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran sebum oleh benda asing (sering dinamakan komedo) sehingga terbentuk pimple yang diikuti infeksi ringan. Jerawat biasanya terjadi di wajah, yaitu di dahi, pipi, dan hidung. Selain itu, jerawat juga terjadi di dada dan punggung. Pangkal penyakit ini adalah adanya sebum yang banyak diproduksi. Jerawat biasanya muncul pada saat pubertas atau dewasa muda pada saat kelenjar tersebut mulai aktif (Wibowo, 2008). Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya jerawat pada wajah seperti disebabkan karena penumpukan lemak yang disertai radang, keturunan, ras, makanan berlemak dan infeksi kuman yang membentuk kantong kecil dan kista. Yang tidak bisa dihindari adalah aktifitas hormon yang mendorong produksi minyak lebih dari biasanya sehingga memicu timbulnya jerawat (Aziz, 2008).


Bagaimana gejala dan tanda jerawat?

Gejala dari jerawat sendiri  bisa bermacam-macam tergantung dari tingkat keparahan jerawat yang dialami. Akan tetapi, beberapa gejala dan tanda yang umumnya sering dirasakan yaitu benjolan kecil yang berwarna kemerahan, kulit yang berminyak dengan bintik-bintik hitam dan putih (komedo) dan atau disertai peradangan, jerawat berbentuk kista dan bila pecah akan mengeluarkan nanah maupun darah, teras gatal serta terasa sakit apabila ditekan (Aziz, 2008).


Bagaimana cara pencegahan dan penanganan jerawat?


Sebelum jerawat muncul di wajah ada baikknya kita melakukan beberapa treatment agar wajah kita tetap bersih, mulus serta bebas dari yang namanya jerawat. Berikut beberapa rekomendasi atau terapi non-farmakolgi yang dapat diberikan agar kita dapat mencegah menculnya jerawat yaitu:

  • Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut guna menghilangkan lemak yang berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian dikeringkan dengan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.
  • Cuci muka dengan air hangat 2 kali sehari dan sedikit mungkin dengan sabun lembut guna menghilangkan lemak yang berlebihan dari permukaan kulit. Kemudian dikeringkan dengan hati-hati, tetapi jangan digosok untuk menghindari iritasi.
  • Jangan memijat jerawat atau menggaruknya dengan jari karena hal ini seringkali dapat merusak kulit dengan terjadinya infeksi, yang bisa meradang dan meninggalkan bekas.
  • Komedo yang sudah terbuka (“matang”) jika perlu dapat dipijat, tetapi jangan dengan kuku. Sendok komedo, yakni suatu sendok mini dengan lubang kecil di tengahnya, adalah praktis untuk ini. Sebelum dipijat, kulit dapat dibuat lentur dengan air hangat.
  • Efek baik dari diet seperti makanan berlemak untuk menghindari timbulnya jerawat
  • Makan makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan (Tan, 2010).

Jenis pengobatan yang dapat diberikan
Selain terapi non-farmakolgi, penanganan jerawat dapat dilakukan dengan pemberian terapi farmakologi yaitu dengan pemberian obat-obatan yang biasanya diberikan secara topikal. Berikut adalah berapa pengobatan yang dapat diberikan antara lain:
  • Benzoilperoksida (Benzolac)Adalah zat keratolitik yang juga berdaya bakteriostatis terhadap kuman jerawat.
    Benzoilperoksida (Benzolac) berupa krim atau gel 5% yang dioleskan pada jerawat 2 kali sehari dalam kondisi kulit bersih. Untuk efek yang lebih baik dapat diganti dengan krim 10%. Efek samping  berupa terjadinya iritasi kulit dengan gejala kemerahan, kulit berserpih dan gatal. Bila satu atau lebih efek ini muncul, pengobatan sebaiknya dilanjutkan dengan sediaan yang kadarnya lebih rendah, atau dihentikan sama sekali dan berkonsultasi pada dokter. Selama pengobatan dengan gel sebaiknya menghindari sinar matahari. Tidak boleh digunakan pada kulit yang rusak dan wanita hamil dapat menggunakannya dengan aman (Tan, 2010).
  • Asam salisilat
    Asam salisilat berkhasiat sebagai fungistatik, bakteriostatik, dan keratolitik. Asam salisilat berupa lotion atau krim (10%) yang dioleskan 2 kali sehari. Efek samping berupa iritasi, rasa terbakar, dan gatal-gatal (Tan, 2010).
  • Sulfur atau belerang endap
    Sulfur atau belerang endap merupakan obat jerawatn yang berupa suspensi yang berguna sebagai obat germisida, fungisida, parasitisida, dan keratolitik. Aturan pakai sulfur dengan cara dioleskan  pada kulit yang berjerawat. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi. Hal yang harus diperhatikan adalah hindari kontak dengan mata, mulut, dan mukosa (Azis, 2008).
  • Antibiotik
    Beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan obat anti jerawat lebih efektif jika digunakan dengan tambahan antibiotik. Antibiotik baik oral ataupun topikal dapat mengurangi populasi dari P acne secara in vivo. Antibiotik yang biasanya dikombinasikan dengan obat jerawat topikal adalah antibiotik clindamycin, tetrasikline, eritromycine, atau doxycycline (Strauss, Chair, Krowchuk, et.al, 2007).

Daftar Pustaka
Azis, S., Supardi, S., dan Herman, M. J., 2008, Kembali Sehat dengan Obat : Mengenal Manfaat dan Bahaya Obat, Pustaka Populer Obor, Jakarta, pp. 189-190.
Strauss, J.S., Chair, Krowchuk, J.P., Leyden, J.J., Lucky, A.W., Shalita,A.R., et.al, 2007, Guidelines of Care for Acne Vulgaris Management, New York.
Tan, H. T., dan Rahardja, K., 2010, Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari, Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 42.
Wibowo, D. S., 2008, Anatomi Tubuh Manusia, Grasindo, Jakarta, pp. 29.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar