Jumat, 28 November 2014

SWAMEDIKASI KADAS/KURAP DAN PANU

Anggun Indah Ciptanti, S.Farm  (148115009)

Ketut Noveryka Lendra, S.Farm (148114031)

Penyakit kulit merupakan penyakit yang sangat mengganggu penampilan setiap orang apalagi kalo munculnya kadas/kurap dan panu di area kulit wajah.. aduhhh ga bangettt deh... supaya penyakit ini gak sampe menyerang kita, yuk kenali dulu sama yang namanya penyakit kulit kadas/kurap dan panu.
Penyakit kulit kadas/kurap adalah suatu infeksi jamur pada kulit dan kadas/kurap ini bisa kena ke semua bagian kulit tetapi biasanya ditemukan padalipatan lengan dan lipatan paha atau kaki.Kalo penyakit panu merupakan suatu infeksi jamur pada kulit yang biasanya tidak memberikan keluhan pada pasien. Panu ini bisa ditemukan di daerah mana saja termasuk leher dan lengan tapi biasanya menyerang ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas dan muka (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006; Djunarko dan Hendrawati, 2011).

Gejala dan tanda dari penyakit kadas/kurap meliputi lesi berbentuk bulat dengan pinggir meninggi dan bersisik serta bagian tengah agak cekung, rasanya sangat gatal terutama saat berkeringat dan terjadinya peradangan kulit akibat garukkan. Sedangkan gejala dan tanda dari panu yaitu ada bercak yang berwarna tidak teratur (berwarna pucat maupun berwarna cokelat kehitaman) pada kulit dengan batas tegas dan bersisik halus, gatal dan iritasi terutama bila berkeringat (America Academy of Dermatology, 2013; Boekhout, et al, 2010; Djunarko dan Hendrawati, 2011; Gandjar, et al, 2006).
Beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan terjadinya kadas/kurap, yaitu:
Sedangkan jamur yang dapat menyebabkan terjadinya panu adalah Tinea versicolor (Djunarko dan Hendrawati, 2011).
Agar kita tidak terkena penyakit kadas/kurap dan panu, berikut ini ada hal-hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, hindari kebiasaan memakai baju atau handuk bergantian, mengeringkan badan dengan sempurna setelah mandi, apabila berkeringat segera dibersihkan dan minum suplemen kesehatan dan vitamin untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Mandi teratur dengan sabun antiseptik
  • Menghindari keringat berlebih dan menjaga kebersihan lingkungan
  • Tidak menggaruk bagian yang gatal karena akan menimbulkan infeksi lain
  • Jangan tidur dalam keadaan rambut basah dan rutin mengganti sprei dan sarung bantal
  • Rutin mengganti handuk (jika mungkin usahakan seminggu sekali)
  • Tidak menggunakan handuk atau baju secara bergantian dengan orang lain
  • Oleskan krim anti jamur
  • Periksa dokter bila menyerang kuku atau gejala menetap (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006; Djunarko dan Hendrawati, 2011).

Untuk mengatasi jamur digunakan bahan aktif yang berkhasiat sebagai antifungi atau antijamur. Biasanya obat berbentuk salep dan krim dan digunakan dalam keadaan kulit bersih dan telah dikeringkan. Dapat diberikan obat kulit-anti jamur seperti obat yang mengandung :
  • Klotrimazol 1%, contohnya : Canesten®, Bernesten®, Fungiderm ®
  • Mikonasola Nitrat 2% contohnya :Daktazol®, Fungares®, Mexoderm®
  • Asam Undesilenat, seng undesilenat dan propionate, contohnya: Baspan®, Decycline®, Fuskrim®, dan Undencyl®
  • Ketoconazol, contohnya : Dermaral®, Fexazol®, Ketomed®, dan Fungasol®
Daftar pustaka
American Academy of Dermatology, 2013, Tinea versicolor, http://www.aad.org/ dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/q---t/tinea-versicolor, diakses pada tanggal 22 November 2014..
Djunarko, I., dan Hendrawati, Y.D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT. Citra Aji Parama, Yogyakarta, pp. 72-75
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan, Jakarta, pp. 46-49.
Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., dan Oetari, A., 2006, Mikologi: Dasar dan Terapan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, pp. 96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar