Jumat, 28 November 2014

WASPADA CACINGAN PADA ANAK ANDA

Nelly Wulandari, S.Farm (148115043) 
Sherly Damima, S.Farm (148115055)

Alangkah baiknya jangan meremehkan cacingan pada anak anda karena bisa menghambat pertumbuhan badannya. Anak- anak biasanya lebih mudah terinfeksi cacing dibandingkan dengan orang dewasa, karena anak-anak kurang bisa menjaga kebersihan diri misalnya tidak mencuci tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan kukunya. Pada artikel ini kami akan membahas seputar penyakit cacingan yang sering terjadi pada anak-anak dan bagaimana penanganannya.

APA ITU CACINGAN ?
Cacing merupakan salah satu parasit pada manusia dan hewan yang sifatnya merugikadimana  manusia  merupakahospes  untuk  beberapa  jenis  cacing  yang termasuk Nematoda usus. Sebagian besar dari Nematoda ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Diantara  Nematoda  usus tedapat  sejumlaspesies  yang  penularannya  melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) diantaranya yang tersering adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale dan Trichuris trichiura (Gandahusada, 2000).

BAGAIMANA CARA PENULARAN CACINGAN ?
            Penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah termasuk dalam keluarga nematode saluran cerna. Penularan dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1.    Infeksi langsung
Penularan langsung dapat terjadi bila telur cacing dari tepi anal masuk ke mulut tanpa pernah berkembang dulu di tanah. Cara ini terjadi pada cacing kremi dan trikuriasis. Penularan langsung dapat juga terjadi setelah periode berkembangnya telur di tanah kemudian telur tertelan melalui tangan atau makanan yang tercemar ( Ascaris Lumbricoides)
2.    Larva menembus kulit
Penularan melalui kulit terjadi pada cacing tambang / ankilostomiasis dan strongiloidiasis dimana telur terlebih dahlu menetas di tanah baru kemudian larva filariform menginfeksi melalui kulit. (Sudoyo,2006)

  BAGAIMANA GEJALA CACINGAN?

  •  Berat badan anak menurun
  •   Lesu
  • Gatal pada anus di malam hari
  • Nyeri diperut yang kadang menyebabkan diare


BAGAIMANA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT CACINGAN?

Menurut Departemen Kesehatan R.I usaha pencegahan penyakit cacingan antara lain: mencuci tangan sehabis bermain, sebelum makan, dan setelah buang air, memotong kuku selama dua hari sekali, memakai alas kaki jika berada di luar rumah ataupun ruangan, serta menjaga kebersihan makanan ataupun minuman.
Berdasarkan jenis cacing yang biasa menggerogoti tubuh manusia dapat dibagi menjadi 5 jenis:
1.   Cacing Gelang   : Cacing jenis ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan kelembapan tinggi, termasuk Indonesia. Jika sudah dewasa panjangnya bisa mencapai 10-30 cm.. Bila dilihat secara langsung, warnanya kuning kecokelatan dan bergaris-garis halus.   Cacing ini hidup hanya dalam tubuh manusia. Biasanya hidup di usus halus. Penularannya diawali dari feses yang keluar dari anak penderita. Setelah 2 bulan menginfeksi, cacing betina akan bertelur sekitar 20.000 butir per hari.   Cara Mengobati Cacingan menggunakan mebendazol 2x/hari 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB dosis tunggal, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50 mg/kg BB. Masing-masing selama 3 hari.
2.    Cacing Cambuk  : Cacing cambuk banyak ditemukan di daerah tropis, seperti di Indonesia. Cacing ini betah tinggal di usus besar dan terkadang di usus buntu.  Gejala yang timbul bisa berupa penyakit usus buntu bila ada cacing di bagian itu, nyeri perut, diare dengan mukus (lendir kental dan (licin), kotoran disertai sedikit darah, penurunan berat badan, terjadi prolaps rektum (penonjolan di daerah anus), dan lainnya.  Cara Mengobati Cacingan menggunakan mebendazol 2x/hari 100 mg, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan dan pirantel 10 mg/kg BB, masing-masing selama 3 hari.
3.    Cacing Tambang : Perkembangbiakannya menyebar ke seluruh dunia. Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm, tapi dia bisa menghabiskan 0,03 cc darah per hari. Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang utuh, terutama di sela jari kaki. Umumnya cacing ini akan tinggal di usus halus dan menjadi dewasa.  Karena sering mengisap darah, gejala yang timbul bisa berupa anemia dan kekurangan zat besi. Namun, gejala ini biasanya baru timbul bila sudah terjadi infeksi berat dan berlangsung cukup lama. Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3 hari.
4. Cacing Kremi : Cacing kremi identik dengan kremian atau gatal di daerah anus. Gatal-gatal sebetulnya timbul karena saat itu cacing kremi betina yang sudah dewasa bermigrasi ke daerah sekitar anus untuk bertelur. Telur-telur inilah yang menimbulkan rasa gatal. Bila digaruk, telur akan pecah dan larva masuk ke anus. Selain itu, infeksi bisa terjadi melalui makanan atau debu yang mengandung larva. Meskipun tidak terlalu berbahaya dibandingkan cacing jenis lain, terkadang kremian bisa membuat anak rewel, sukar tidur, malas makan, dan akhirnya kurus. Obat yang biasa digunakan terhadap cacing kremi adalah mebendazol dosis tunggal 100 mg, pirantel 10 mg/kg BB, albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, piperazin 50mg/kg BB, selama 3 hari.
5.    Cacing Pita : Penularan cacing pita agak berbeda dari yang lain karena biasanya dia hidup di tubuh sapi atau babi. Orang yang sering mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak kurang matang sangat mungkin terinfeksi cacing pita. Bila terinfeksi cacing ini, umumnya gejala yang terlihat ringan saja, bahkan tanpa gejala. Biasanya berupa gangguan pencernaan. Namun, bisa juga terjadi gejala agak berat, seperti ayan (epilepsi) atau munculnya benjolan kecil sebesar kacang hijau yang jumlahnya lebih dari satu di kulit. Obat yang digunakan terhadap cacing pita adalah praziquantel 600 mg setelah makan dan niklisamid, anak >8 th, 1 g dikunyal halus saat perut kosong, disusul dengan 1 g lagi 1 jam kemudian, setelah 2 jam baru boleh makan. Anak 2-8 th dosis setengahnya. Untuk anak <2 th dosis seperempatnya.

Setelah memaparkan beberapa hal yang sangat penting mengenai kewaspadaan terhadap cacingan pada anak, kami sebagai calon apoteker sangat mendukung dan menyarankan para orang tua untuk siap siaga dan tidak menganggap remeh segala sesuatu yang mungkin terjadi akibat cacingan yang terjadi pada anak anda. Sehingga dalam hal ini pada akhir kata kami sangat mengucapkan terima kasih jika para orang tua mau berpartisipasi dalam membantu kami setelah membaca artikel ini dapat langsung menerapkannya sebagai salah satu antisipasi dalam menghadapi tumbuh kembang anak dan mencegah anak dari cacingan.. dan jangan lupa ya para orang tua jika dari apa yang telah kami paparkan belum bisa membantu anak anda.. namun kami sangat berharap dapat membantu dengan artikel ini.. para orang tua tidak perlu khawatir.. para orang tua bisa langsung konsultasi pada dokter, apoteker atau tenaga kesehatan lainnya jika menemui kendala atau ingin mengetahui lebih lagi tentang apa sih itu cacingan dan pengobatannya. Akhir kata terima kasih sudah mau membaca artikel kami. Tuhan Yesus Memberkati.

Daftar Pustaka:
Depkes RI, 2007, Pedoman Pengendalian Cacingan, diakses 27 November 2014 ; Available from: hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes.
Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W., 2000, Parasitologi Kedokteran, FK UI, Jakarta.
Sudoyo A., et al., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FK UI, Jakarta.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar