Minggu, 30 November 2014

Mood Sering berubah, Waspadai Gangguan Bipolar


Brigitta Lynda Rakasiwi, S.Farm             (148115012)
Tirzayana Angelien Tarawatu, S.Farm  (148115063)

Pernahkah anda merasakan perasaan tiba – tiba sedih, merasa sangat depresi, lalu tiba – tiba anda merasa gembira tanpa sebab yang jelas? Jika pernah, anda perlu mewaspadainya sebagai gangguan bipolar. 



Bipolar dahulunya dikenal dengan nama penyakit depresif manik, dimana mempengaruhi suasana hati, energi, dan perilaku dan akan terjadi secara berulang serta berlangsung seumur hidup. Gangguan ini ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim berupa depresi (kesedihan) dan mania (kebahagiaan). Suatu ketika bisa merasa sangat antusias dan penuh semangat namun tiba – tiba merasa sedih, depresi, tidak berguna sebagai manusia bahkan merasa ingin bunuh diri. Pada keadaan yang sangat ekstrim gejala seperti ini bisa menyebabkan delusi dan halusinasi sehingga pasien dapat bunuh diri.




Gangguan ini biasanya terjadi di akhir masa remaja seseorang atau dewasa awal (biasanya sebelum usia 25 tahun).  

Penyebab gangguan bipolar :                                                  

Ø Genetik


Ø Pengalaman masa lalu


Ø Lingkungan


Ø Penyalahgunaan zat / obat – obatan


Ø Faktor fisiologi, karena terganggunya fungsi syaraf dan cairan keseimbangan di otak manusia.



Tujuan pengobatan penyakit bipolar untuk memperbaiki mood agar membaik dan mencegah mood agar tidak kambuh. Pengobatan bipolar dapat diobati dengan perawatan secara teratur dalam jangka panjang. Pengobatan bipolar dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu secara nonfarmakologi (tanpa obat medis) dan farmakologi (menggunakan obat medis). Secara nonfarmakologi perlu dilakukan:

  • Edukasi kepada pasien dan keluarga seperti memberikan motivasi

  • Mengingatkan untuk selalu patuh dalam meminum obat

  • Fisioterapi

  • Mengurangi stress dengan sering-sering meluangkan waktu bersama

  • Melakukan relaksasi

  • Tidur sekurang-kurangnya 7 – 8 jam dalam satu hari

  • Melakukan olahraga seperti aerobik secara teratur (sekurang-kurangnya 30 menit)

  • Mengatur pola makan seperti mengkonsumsi makanan tinggi protein, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok

  • Mengurang kosumsi minuman yang mengandung kafein (teh atau kopi). 

  • Selain itu, penderita juga dapat mengunjungi psikoterapi untuk membantu kondisi psikisnya. Berkonsultasi tidak hanya dengan ahli psikis, namun dengan keluarga/teman terdekat juga sangat membantu penderita bipolar untuk memperbaiki mood ataupun masalah dalam menjalain hubungan yang dialaminya.



    •       Pengobatan yang utama adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter. Obat-obatan ini disebut obat penyeimbang mood. Obat-obat ini harus dikonsumsi setiap hari meskipun ketika penderita bipolar sudah merasa sehat (pengobatan tidak boleh terputus). Terdapat 2 macam jenis obat yang dapat digunakan unutk mengatasi bipolar, yaitu antipsychotic (membantu mengontrol mood pada fase mani
      k) dan antidepressant (mengontrol mood fase depressive). Untuk membantu mengontrol mood pada fase manic, penderita dapat mengkonsumi lithium dengan dosis 900 – 2400 mg/hari (tablet immediate release diminum setiap 6 – 8 jam) atau dengan dosis 900 – 1800 mg/hari (tablet extended release diminum setiap 12 jam). Penggunaan obat litihium harus dievaluasi setiap 2 minggu untuk mengetahui kadar obat didalam tubuh dan meminimalkan efek samping obat (ESO). ESO yang sering terjadi akibat penggunaan obat lithium ini, yaitu jumlah sel darah putih meningkat, penderita sering buang air kecil dan sering lapar, mulut kering, tangan tremor, bingung, dan kemampuan mengingatnya berkurang. Lithium sering dikombinasi dengan valporic karena akan memberikan respon yang lebih baik. Dosis valporic yang dapat diberikan, yaitu 750 mg/hari.



            Dalam melakukan monitoring diperlukan buku harian agar pasien dapat mencatat mood-mood yang dialami pasien. Pengevaluasian ini dilakukan secara berkala hingga beberapa tahun. 
      Selain itu, perlu dilakukan evaluasi penggunaan obat untuk melihat apakah pasien patuh atau tidak, apabila pasien tidak patuh dapat menyebabkan toleransi sehingga penyembuhan akan berjalan lama. Oleh karena itu perlu juga dilakukan evaluasi dari efek samping obat seperti efek sedasi dan bertambahnya berat badan pasien. Kejadian efek samping yang muncul harus segera dikonsultasikan dengan dokter. Apabila ada keinginan untuk bunuh diri maka pasien dapat dikatakan dalam kondisi depresi berat sehingga perlu dikonsultasikan sesegera mungkin ke dokter karena memerlukan perawatan yang intensif .

      • Orang yang menderita penyakit bipolar bukanlah orang yang seharusnya dijauhi. Merekalah yang membutuhkan dukungan dan perhatian yang lebih besar dari kita. Oleh karena itu, ketika dokter telah menegakkan diagonisnya, sebaiknya kita membantu dan memberikan dukungan moral kepada orang yang menderita bipolar dalam menghadapi permasalahannya. Bukan hanya obat-obatan saja yang mereka butuhkan, tetapi perhatian dari kita dan keluargalah yang akan mempercepat penyembuhan orang yang menderita bipolar.


      Diambil dari:

      Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinhammer, T. L., dan Dipiro, C. V., 2008, Pharmacotherapy Handbook, seventh edition, Mc Graw Hill, New York, pp. 756 -777.
      Yathan, LN., Kennedy, SH., dan Parikh, DV., 2013, Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments (CANMAT) and International Society for Bipolar Disorder (ISBD) Collaborative update of CANMAT Guidelines for The Management of Patient with Bipolar Disorder, Bipolar Disorder, 15 (2013), 1-44.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar